TEMPO.CO, Jakarta - Pembawa acara Helmy Yahya akan dilantik sebagai Direktur Utama TVRI pada Rabu, 29 November 2017. “Nanti nih dilantik pukul 10.30. Datang ya,” ucapnya saat dihubungi, Rabu, 29 November 2017.
Akan menjabat Direktur Utama TVRI untuk periode 2017-2022, Helmy berharap direksi baru TVRI mampu memegang amanat yang diemban. Ia pun memohon dukungan dan doa dari masyarakat agar dia mampu memegang jabatan tersebut. “TVRI sangat besar potensinya. Banyak masyarakat TVRI bisa hidup lagi,” ujarnya.
Baca: Helmy Yahya Terpilih Jadi Direktur Utama TVRI
Sejumlah strategi sudah disiapkan Helmy untuk mengembangkan stasiun televisi milik pemerintah itu. Salah satunya mengemas ulang program lawas dengan tampilan yang kekinian. “Akan banyak sekali (program) yang akan kami kemas ulang. Doakan kami agar TVRI bisa menjadi yang terdepan, netral, dan independen,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengawas TVRI Arief Hidayat Thamrin menyatakan Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI pada 24 November 2017 telah menetapkan anggota Dewan Direksi LPP TVRI yang baru. Helmy Yahya ditunjuk sebagai Direktur Utama TVRI.
Selain Helmy, Dewan Pengawas menetapkan lima orang lain sebagai anggota direksi yang baru. "Anggota Dewan Direksi LPP TVRI periode 2017-2022 dipilih setelah menjalani uji kepatutan dan kelayakan," tutur Arief dalam keterangan tertulis, Senin, 27 November 2017.
Nama-nama lain di TVRI adalah Apni Jaya Putra yang menjabat Direktur Program Berita, Isnan Rahmanto (Direktur Keuangan), Supriyono (Direktur Teknik), Tumpak Pasaribu (Direktur Umum), dan Rini Pradirehatta (Direktur Pengembangan Usaha).
Helmy Yahya merupakan pembawa acara televisi yang lahir di Indralaya, Sumatera Selatan, 6 Maret 1963. Dia juga dikenal sebagai “raja kuis Indonesia” setelah bekas Direktur Utama TVRI Ani Sumadi banyak menelurkan kuis-kuis lokal rancangannya bersama tim.
Helmy Yahya adalah adik kandung Tantowi Yahya. Di kancah politik, Helmy tidak seberuntung kakaknya. Helmy telah dua kali ikut pemilihan kepala daerah. Dalam pilkada Provinsi Sumatera Selatan 2008 sebagai calon wakil gubernur, ia kalah.
Dalam pilkada Kabupaten Ogan Ilir 2010, Helmy yang mencalonkan diri sebagai calon bupati dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan juga belum berhasil mencetak kemenangan. Pada 2009 dan 2010, ia mendirikan lembaga kursus Helmy Yahya Broadcasting Academy di Bandung, Surabaya, dan Jakarta.