TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Bandara Ngurah Rai, Bali, menyiapkan sekitar 100 bus untuk mengangkut calon penumpang yang gagal berangkat untuk kemudian dialihkan menggunakan transportasi darat karena masa penutupan bandara akibat letusan Gunung Agung diperpanjang.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, di Denpasar, Rabu, 29 November 2017, mengatakan bus-bus tersebut disiagakan di terminal domestik dan internasional dan calon pemakai jasa penerbangan langsung diantarkan ke Pelabuhan Padangbai, Surabaya, dan Jakarta.
Sejumlah pemakai jasa penerbangan yang memilih menggunakan transportasi darat, kemudian antre untuk memasuki bus yang menuju Surabaya dan Jakarta serta Pelabuhan Padangbai untuk tujuan Nusa Tenggara Barat.
Baca: Bandara Ngurah Rai Ditutup, Penumpang Terdampar di Singapura
Bandara Ngurah Rai kembali ditutup hingga Kamis, 30 November 2017, karena sebaran abu Gunung Agung terdeteksi masih berada di ruang udara bandara. Akibatnya, pada perpanjangan penutupan ketiga kalinya ini, total 430 jadwal penerbangan dibatalkan, baik yang tiba maupun berangkat.
Arie merinci, untuk rute internasional sebanyak 195 penerbangan dan rute domestik mencalai 235 penerbangan. Pihaknya memperkirakan untuk penutupan ketiga kalinya ini hampir 58 ribu calon pemakai jasa penerbangan domestik dan internasional gagal terbang.
Pihak pengelola Bandara Ngurah Rai bersama otoritas terkait lainnya akan melakukan evaluasi terkait perkembangan operasional berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG, Vulcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin Australia, laporan pilot dan hasil pengujian di bandara.
ANTARA