TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kontribusi sektor ekonomi digital terhadap produk domestik bruto (PDB) masih kecil. Namun pertumbuhannya diproyeksikan tumbuh semakin pesat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ekonomi digital baru berkontribusi 7,3 persen terhadap PDB. Porsi e-commerce pun baru 2 persen dari total penjualan retail dengan jumlah pengguna e-commerce baru 9 persen dari total populasi Indonesia.
Sri Mulyani memperkirakan angka di lapangan bisa melebihi data tersebut. "Terus terang, biro statistik Indonesia dalam meng-update statistiknya masih tidak terlalu cepat sehingga sering banyak fenomena yang belum tertangkap statistik kita," ujarnya di Jakarta International Expo, Jakarta, Selasa, 28 November 2017. Namun dia memprediksi kontribusinya tetap belum mendominasi.
Simak: Sri Mulyani Fokuskan 3 Hal Sebelum Aturan Pajak E-commerce Terbit
Meski sektor ekonomi digital masih kecil, dia mengatakan sektor itu akan terus tumbuh pesat. Pertumbuhannya didorong penetrasi Internet dan peningkatan jumlah populasi generasi muda. Terlebih, mayoritas penduduk Indonesia saat ini adalah anak muda.
Sri Mulyani menuturkan fenomena tersebut harus disadari para pengusaha. "Cara generasi muda berinteraksi dan cara mereka berbelanja itu juga sangat dipengaruhi instrumen yang dimilikinya," ucapnya.
Pergeseran belanja ke e-commerce saat ini mulai terlihat dari pertumbuhan penerimaan pajak subsektor jasa kurir dan pergudangan yang tumbuh sangat tinggi. Pajak pertambahan nilai (PPN) dalam negeri untuk jasa kurir tumbuh 24 persen (year-on-year). Sedangkan pajak penghasilan (PPh) final 1 persen untuk jasa kurir tumbuh 33 persen. Bahkan PPh Pasal 23 tumbuh mencapai 113 persen (year-on-year).
Adapun PPN perpajakan pergudangan meningkat 16 persen dan PPh final sewa mencapai 23 persen.
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan tersebut menandakan adanya perubahan dari retail ke online. Sebab, bisnis online lebih membutuhkan gudang dibanding toko. Meski sektor ekonomi digital tumbuh pesat, sektor perdagangan, baik wholesale maupun retail, tetap tumbuh dua digit. Wholesale tumbuh sekitar 17 persen secara tahunan dengan volume Rp 113 miliar, sementara retail tumbuh di bawah 5 persen (year-on-year).
VINDRY FLORENTIN