TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan bitcoin belum menunjukkan tanda-tanda bakal berhenti. Hari ini, Senin, 27 November 2017, mata uang digital itu meroket ke level tertingginya dengan terpaut sedikit saja dengan nilai US$ 10 ribu. Lebih dari seperlima nilai itu diraih dalam waktu tiga hari saja.
Dilansir dari Reuters, mata uang digital itu telah mengalami kenaikan nilai hampir sepuluh kali lipat sejak awal tahun, dan memiliki nilai lebih dari dua kali lipat sejak awal Oktober. Nilai bitcoin melonjak 4,5 persen pada hari ini. Bitcoin dijual di bursa Bitsamp Luxwmburg dengan harga US$ 9.687.
Kenaikan harga bitcoin dalam beberapa bulan terakhir didorong dengan adanya pengumuman bahwa operator tukar derivatif terbesar di dunia, CME Group, bakal mulai menjual Bitcoin Futures. Pekan lalu, perusahaan mengumumkan bakal meluncurkan Futures pada akhir tahun ini. Kendati demikian, CME belum mengumumkan tanggal pasti peluncuran itu.
"US$ 10 ribu telah berada di kartu dan bitcoin tampaknya berusaha keras untuk mencapainya," kata Charles Hayter, pendiri situs analisis data kriptografi kriptocurrency Cryptocompare. "Peluang menjadi mata uang institusional lah yang melejitkan harga bitcoin futures."
Simak: Harga Bitcoin Meroket, Tembus Rp 128 Juta per Koin
Dilansir dari CNBC, Hari ini, 27 November 2017, bitcoin berhasil memecahkan rekor tertingginya yang sebelumnya diraih pada Thanksgiving Weekend di Amerika Serikat. Nilai mata uang digital itu naik ke level tertinggi sepanjang sejarah pada level US$ 9.682,10 beberapa jam setelah memecahkan rekor di angka US$ 9.400 pada hari minggu. "Pergerakan itu tampaknya didorong oleh retail," kata Brian Kelly, kontributor CNBC dan CEO BKCM, yang menjalankan strategi aset digital.
Tempat penukaran bitcoin terbesar di AS, Coinbase, menambahkan sekitar 100.000 akun pada kisaran hari Rabu sampai Jumat - pada kisaran hari libur Thanksgiving yang jatuh pada hari kamis - menjadi total 13,1 juta akun. Angka tersebut sesuai dengan data publik yang tersedia di situs Coinbase dan catatan sejarah yang dikumpulkan oleh Alistair Milne, , co-founder dan chief investment officer Altana Digital Currency Fund. Berdasarkan data bulan November, jumlah pengguna Coinbase tercatat hanya 4,9 juta.
Namun, dengan kenaikan mata uang digital sebesar 870 persen year-to-date itu, banyak yang menilai masih ada potensi jebakan dari hal tersebut. Mereka melihat adanya gelembung harga dari fenomena itu.
Oktober lalu, CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, memperingatkan bahwa mereka yang cukup bodoh membeli bitcoin bakal dapat ganjarannya. Selanjutnya, dia menyatakan bahwa ia sendiri tidak paham dengan nilai mata uang yang tidak didukung pemerintah. "Satu-satunya nilai bitcoin adalah apa yang akan orang lain bayar untuk hal tersebut."
Meski demikian, masih banyak orang yang menawarkan penilaian moderat perihal bitcoin dan perkembangannya. Kepala Perusahaan Investasi Mubadala Abu Dhabi Khaldoon Al Mubarak mengatakan mata uang digital mesti disikapi dengan pemikiran terbuka.
Baru-baru ini, sebuah jajak pendapat di kalangan pejabat keuangan di Global CFO Council CNBC menunjukkan 27,9 persen dari 43 responden menyatakan bahwa bitcoin nyata, namun berada dalam gelembung. Sementara itu, sebanyak 27,9 persen berpikir mata uang digital adalah kecurangan. hanya sebanyak 14 persen responden yang mengatakan bitcoin nyata dan bakal terus menanjak.
CAESAR AKBAR