TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia memiliki pabrik mobil dengan kapasitas yang amat besar. Pabrik itu kata dia bisa menghasilkan 50 juta mobil per tahun.
Tak cuma segi produksinya yang mencengangkan, Airlangga menuturkan pabrik itu juga sudah mengadopsi sistem kerja industri 4.0. Industri 4.0 merupakan tahap perkembangan industri yang telah menggabungkan tenaga manusia, robot dan teknologi informasi dalam proses produksinya.
"Itu pabrik Hot Wheels di Cikarang. Industri otomotif mini lebih besar 50 kali dari otomotif benaran," kata dia di Jakarta, Senin, 27 November 2017.
Simak: Menperin Airlangga Hartarto: Indonesia Sudah Jadi Negara Industri
Hot Wheels merupakan mobil mainan diecast atau terbuat dari logam yang dibuat produsen mainan asal Amerika Serikat Mattel Inc. Mobil mainan Hot Wheels mulai dipasarkan di Indonesia pada 2002. Pada 2016, Mattel membangun pabrik di Cikarang.
Selain memproduksi mobil mainan, Airlangga menuturkan pabrik itu juga memproduksi boneka Barbie. Airlangga mengatakan 60 persen boneka Barbie yang dijual di dunia diproduksi di pabrik Cikarang. "Sebentar lagi akan dibuat boneka Barbie berbaju batik," kata Airlangga.
Airlangga mengatakan pembuatan boneka Barbie di pabrik itu juga sudah memanfaatkan sistem robot dalam produksinya. Dia mengklaim dari proses produksi kedua mainan itu, bisa dibilang Indonesia sudah memasuki tahap industri 4.0.
Industri dengan robot kata Airlangga juga sudah diterapkan di sejumlah pabrik makanan dan minuman. Dia mencontohkan di pabrik Garuda Food di Surabaya. Mulai dari pemberian topping coklat hingga proses pengadukan bahan makanan, kata dia, sudah dikerjakan oleh mesin.
Airlangga menghimbau masyarakat tak perlu cemas dengan perkembangan industri 4.0. Menurutnya industri 4.0 tidak akan mengurangi lapangan pekerjaan masyarakat.
Airlangga mengatakan penggunaan komputer dalam sistem produksi justru akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Selain itu, penggunaan komputer di pabrik akan meningkatkan produktifitas pekerja.
"Dulu kita takut komputer akan menggantikan pekerjaan kita. Tapi adanya komputer malah membuat kita semakin produktif," kata dia.
Airlangga mengatakan penerapan industri 4.0 di tiap negara berbeda-beda. Dia mengatakan Indonesia sendiri merumuskan industri 4.0 agar dapat memanfaatkan perkembangan itu untuk kemajuan.
"Kalau di sini saya menetapkan pada proses akhir harus dilakukan oleh tenaga manusia. Sehingga tidak 100 persen menghilangkan pekerjaan," kata dia.
AJI NUGROHO