TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama Badan Usaha Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti menyatakan stok daging saat ini sebanyak 16 ribu ton. Stok itu diklaim sudah mencukupi kebutuhan menjelang Natal dan tahun baru.
Djarot mengatakan rata-rata konsumsi daging per bulan mencapai 8-9 ribu ton. "Dengan stok sekitar 16 ribu ton, artinya masih jauh lah," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin, 27 November 2017.
Menurut Djarot, pasokan daging di Bulog saat ini didominasi daging kerbau atau sekitar 90 persen dari total stok. Dia mengatakan stok daging sapi di pasar sudah tercukupi sehingga tak perlu ditambah. Lagi pula, kualitas keduanya dinilai tak berbeda.
Djarot menuturkan daging kerbau melewati proses yang sama dengan daging sapi. Rasanya setelah diolah pun lezat. Daging kerbau bahkan hanya Rp 80 ribu per kilogram.
Dia menyatakan daging kerbau cukup diminati. Buktinya, daging kerbau sudah terserap lebih dari 60 ribu ton dalam waktu kurang dari setahun dari total impor 80 ribu ton.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey tak membantah pernyataan Bulog. Ia menuturkan daging kerbau memang memiliki kualitas yang tak kalah dengan daging sapi, terlebih lagi harganya lebih murah. Namun konsumen ritel modern belum banyak yang memilih daging tersebut. "Ini karena lifestyle saja. Karena sapi lebih populer dibandingkan kerbau," kata dia.
Namun Roy menuturkan ritel modern tetap menyediakan daging kerbau. Dia mengatakan barang tersebut tak cepat habis karena konsumen perlu waktu untuk terbiasa dengan daging kerbau.