TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey berharap anggotanya bisa mengakses tol laut. Alasannya, kata dia, fasilitas tersebut mampu mengurangi biaya logistik.
Roy menuturkan akses tol laut untuk retail modern masih belum terbuka. "Kami masih menanyakan ke pemerintah bagaimana caranya mengakses itu," katanya di gedung Badan Usaha Logistik (Bulog), Jakarta, Senin, 27 November 2017. Dia mengaku tak tahu harus meminta kepada siapa.
Simak: Sektor Retail Ambruk, 1.200 Pegawai Dipecat
Menurut Roy, tol laut sangat berpengaruh terhadap harga barang. Biaya distribusi dengan tol laut jauh lebih murah dibanding layanan logistik biasa, yang kini digunakan Aprindo. "Sekitar 15-20 persen lebih baik harganya kalau pakai tol laut," ujarnya.
Tol laut merupakan program pemerintah untuk mendorong distribusi merata dengan harga terjangkau ke wilayah timur Indonesia. Roy menuturkan program itu sangat dibutuhkan karena distribusi logistik ke timur saat ini masih terkendala.
Dia mencontohkan, di sejumlah kota di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara, ada beberapa produk, seperti daging, beras, gula, dan minyak goreng kemasan sederhana, belum lancar didistribusikan.
Dia berharap kerja sama dengan Bulog bisa membantu memperlancar distribusi logistik ke daerah tersebut. Kerja sama Aprindo dan Asparindo dengan Bulog baru ditandatangani pagi ini.
Kerja sama Aprindo tersebut dilakukan untuk memastikan pasokan dan stabilitas harga empat bahan pokok, yaitu daging, beras, gula, dan minyak goreng. Bulog bertugas memasok keempat barang itu kepada pedagang retail modern dan pedagang di pasar tradisional.
VINDRY FLORENTIN