TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Citilink Indonesia membatalkan satu penerbangan rute Surabaya-Lombok dan sebaliknya. Pembatalan tersebut menyusul perkembangan terkini aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali sejak meletus pada Sabtu, 25 November 2017.
"Citilink membatalkan penerbangan Surabaya-Lombok demi keselamatan dan keamanan penerbangan," kata Vice Presiden Corporate Communication Citilink Indonesia Benny S. Butarbutar dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu, 26 November 2017.
Benny menuturkan pihaknya akan terus mengawasi perkembangan letusan Gunung Agung. Dia juga mengatakan akan melakukan koordinasi dengan lembaga terkait mengenai perkembangan di lapangan.
"Kami terus memonitor perkembangan laporan dari VAAC Darwin, Himawari Jepang, Weather Nipon Inc Jepang, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), serta laporan pilot yang melintasi jalur udara sekitar Gunung Agung," kata Benny.
Citilink Indonesia, kata dia, akan terus melakukan pengawasan setiap enam jam untuk perkembangan terkini dari lapangan. "Kami menunggu hingga pukul 07.00 malam dan berharap ada perubahan situasi sehingga penerbangan dapat dilanjutkan secara normal kembali keesokan harinya," tuturnya.
Baca: Gunung Agung Meletus, 4 Maskapai Internasional Ini Batal ke Bali
Benny memohon pengertian dan kerja sama dengan penumpang dalam dua penerbangan yang dibatalkan, yakni penerbangan bernomor QG 660 dan QG 661. Dia menuturkan pembatalan ini disebabkan faktor alam.
Benny menuturkan penumpang yang penerbangannya dibatalkan dapat melakukan pengembalian tiket dengan uang kembali sebesar 90 persen dari harga tiket. Dia mengklaim hal itu sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 89 Tahun 2015. “Penumpang juga dapat mengubah jadwal penerbangan dengan menghubungi call center Citilink Indonesia di nomor telepon 08041080808," katanya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengumumkan penutupan Bandara Internasional Lombok Praya sejak Minggu, 26 November 2017, pukul 16.15 waktu setempat, hingga batas waktu yang belum ditentukan dikarenakan erupsi Gunung Agung.