TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menyatakan penerbangan dari dan menuju Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, masih berjalan normal. Garuda menyatakan Gunung Agung yang meletus pada Sabtu, 25 November 2017, belum berdampak pada pembatalan penerbangan Garuda Indonesia di Bali.
“Penerbangan masih normal. Bandara juga masih dibuka,” kata Senior Manager Public Relations Garuda Indonesia Ikhsan Rosan saat dihubungi, Minggu, 26 November 2017.
Ikhsan mengatakan otoritas penerbangan belum mengeluarkan peringatan atau notice to airmen (Notam) terkait dengan dampak aktivitas vulkanik Gunung Agung. Sehingga Garuda menilai penerbangan ke Bali masih aman.
Ikhsan mengatakan pihaknya juga turut memantau aktivitas Gunung Agung dan sebaran abu vulkaniknya. “Kalau nantinya letusan Gunung Agung berdampak ke penerbangan, otomatis kami akan menghentikan penerbangan,” tuturnya.
Baca: Gunung Agung Meletus, 13 Penerbangan Garuda ke Lombok Dibatalkan
Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kasbani mengatakan Gunung Agung kembali erupsi pada Sabtu, 25 November 2017, pukul 17.20 Wita.
Kasbani mengatakan letusan menghasilkan kolom abu yang lebih tinggi daripada letusan Gunung Agung yang terjadi lima hari lalu. “Ini lebih besar daripada kemarin. Tinggi kolom abu 1.500 meter, kalau kemarin 700 meter,” katanya, Sabtu.
Kasbani menuturkan letusan Gunung Agung kali ini bertipe freatik atau sama dengan letusan yang kemarin. Letusan tipe freatik disebabkan oleh meresapnya air ke dalam kawah gunung sehingga menyebabkan letusan. Namun, kata Kasbani, Gunung Agung sudah menampakkan tanda letusan vulkanik.
Gunung Agung meletus menyebabkan sejumlah maskapai penerbangan internasional membatalkan penerbangan menuju dan dari Bali, di antaranya Jetstar, Qantas, Virgin, dan KLM. Sebagian besar penerbangan itu dibatalkan meski Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kondisi saat ini masih aman untuk penerbangan ke Pulau Bali.
Juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan awan abu tidak mempengaruhi jalur penerbangan di Denpasar. Dia mengatakan saat ini kondisi udara untuk penerbangan masih aman. Namun Pihak Jetstar menyatakan gerakan awan abu sulit diprediksi dan penerbangan dapat berubah dalam waktu singkat, sehingga mereka memilih membatalkan penerbangannya.