TEMPO.CO, Jakarta - Menghadapi revolusi digital, Tempo Media Group kembali mengadakan Tempo Media Week di gedung Perpustakaan Nasional pada 24-26 November 2017. Dalam seminar Media & Gemuruh Zaman Digital, salah satu rangkaian acara Tempo Media Week 2017, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Sammy Pangerapan menyebutkan perlunya kesadaran dalam menghadapi era teknologi digital.
Sammy menjelaskan, konsumsi Internet masyarakat Indonesia sudah sangat intens. Indonesia memiliki 132 juta pengguna Internet dengan rata-rata penggunaan 8 jam 44 menit sehari. Angka ini membuktikan rata-rata orang Indonesia mendapatkan informasi melalui Internet.
“Dampak revolusi digital tanpa literasi adalah hoax. Literasi kita sangat rendah, di mana kepercayaan masyarakat di Internet itu setinggi 63 persen. Padahal kita tahu informasi di Internet itu bisa di manipulasi," kata Sammy, Jumat, 24 November 2017.
Simak: Empat Alasan Diadakan Tempo Media Week 2017
Sammy menjelaskan, untuk menjadi masyarakat yang terliterasi terhadap dampak digital, semua informasi yang didapatkan harus selalu diverifikasi. Dengan begitu, berita palsu atau hoax dapat diminimalisasi.
Menuju masyarakat digital juga dapat membuat kejahatan siber semakin luas. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Siber Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal Fadil Imran menjelaskan, masih ada masyarakat yang belum mengetahui terdapat aturan dan norma dalam berinteraksi secara online dalam lanskap digital.
Ia mengungkapkan, terhitung sejak Januari hingga September 2017, sudah ada 1.561 kejahatan yang terkait dengan digital. Dari angka tersebut, kejahatan yang paling sering dilakukan adalah soal suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA), penghinaan (hate speech), dan pencemaran nama baik.
Direktur Pemberitaan Tempo Arif Zulkifli menjelaskan, Tempo melalui Tempo.co mencoba memerangi hoax dengan menciptakan hoax booster, yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah suatu informasi benar atau salah.
“Hoax booster tidak hanya digunakan Tempo, tapi juga lembaga-lembaga lain, dan masyarakat dapat memanfaatkannya juga,” ucapnya, Jumat.
Arif menambahkan, media berperan penting dalam memverifikasi informasi-informasi yang diduga tidak benar atau hoax. Karena itu, kata dia, media harus mematuhi prosedur jurnalistik dan kode etik. “Jurnalisme juga harus kembali pada fakta sampai ketemu tekstur dari fakta itu sendiri, independensi, obyektivitas, dan netralitas,” tuturnya.
Tempo Media Week 2017 kali ini mengusung tema "Hand in Hand for A Better Digital Society”.
ZUL’AINI FI’ID N