TEMPO.CO, Jakarta - Advisor Senior Otoritas Jasa Keuangan Edy Setiadi mengatakan sistem keuangan syariah Indonesia telah menjadi salah satu sistem keuangan syariah terlengkap yang diakui secara internasional.
"Karena tidak hanya di sisi perbankan syariah saja, tapi juga sampai ke yang kecil yang sebetulnya di negara lain tidak sampai seperti itu," kata Edy Setiadi saat ditemui di Wisma Antara Jakarta, Jumat, 24 November 2017.
Simak: OJK: Aset Keuangan Bank Syariah Tembus Rp 897,1 T
Hal tersebut karena Edy melihat Indonesia sudah memiliki multi finance syariah, pegadaian syariah, dan lainnya. "Oleh karena itu dalam beberapa penghargaan ketika kita mendapat penghargaan, menjadi yang terlengkap institusi keuangan syariahnya di Indonesia," kata Edy.
Kepala Departemen DPBS OJK Ahmad Soekro mengatakan Indonesia menjadi pasar yang sangat penting bagi perkembangan keuangan Islam di dunia, karena memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Menurut Ahmad Indonesia, mempunyai keuangan syariah yang tumbuh dengan pesat. Keuangan syariah tersebut seperti perbankan syariah, pasar modal syariah, industri keuangan non bank(IKNB) syariah.
Ahmad menyebutkan bahwa pangsa pasar total aset keuangan syariah pada bulan September 2017 keseluruhan aset keuangan Indonesia, yaitu sebesar 8,09 persen atau mencapai Rp 1.075,96 triliun rupiah atau US$ 79,75 Milyar dengan komposisi pangsa pasar terbesar pada sektor pasar modal syariah, yaitu 14,64 persen.
"Komposisi instrumennya masih didominasi oleh sukuk," kata Ahmad.
Dari portofolio keuangan syariah, porsi sukuk negara mencapai Rp 536 triliun. Meningkat tinggi dari tahun lalu yang sebesar Rp 411 triliun pada Desember 2016. "Cukup spektakuler, lebih dari Rp 100 triliun peningkatannya," ujar Ahmad.
HENDARTYO HANGGI