INFO NASIONAL - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ternyata memiliki kemahiran dalam mempraktekkan tugas public relations atau kehumasan. Itu dibuktikannya ketika dia meluncurkan program Sampurasun Dokter Desa (SDD) yang dilakukan di Desa Cibukamanah, Kecamatan Cibatu, Rabu, 12 Juli 2017 lalu. Dengan gaya bicara dan gesturnya yang khas, Kang Dedi, sapaan akrabnya, mendatangi warga yang sedang bersantai di warung kopi dan yang sedang berada di rumah, termasuk ke tempat orang yang sedang melangsungkan acara kendurian.
Dengan Bahasa Sunda dan dialek khas Purwakarta, pria yang kini gandrung dengan stelan pakaian celana jeans dan kemeja putih plus kopiah hitam berlambang burung Garuda itu, dengan gamblang menjelaskan tentang program SDD yang baru dibesutnya itu. "Bapak, ibu, mulai sekarang, kalau sakit tidak usah berobat ke Puskesmas lagi. Cukup kirim pesan lewat SMS, facebook, twitter, istagram dan saluran media sosial lainnya, ke aplikasi play store SDD, nanti dokter dan perawat akan datang langsung ke rumah," ujar Dedi kepada sejumlah warga yang ditemuinya.
Baca Juga:
Selain melakukan pemeriksaan terhadap jenis penyakit yang dikeluhkan warga, jasa medis dokter dan perawatnya pun tak harus dibayar alias gratisan. "Kalau sakitnya memerlukan rawat inap, langsung dibawa ke rumah sakit, ambulannya pun sudan tersedia di balai pengobatan SDD," jelas Kang Dedi, penuh semangat.
Sambil menyampaikan pesannya, Kang Dedi juga tak lupa menyelipkan selorohan yang menyegarkan suasana. "Saya pikir, pasien SDD akan pada lekas sembuh, sebab, dokter yang memeriksanya cantik-cantik," celetuk Kang Dedi, sambil melirik dr. Ayu "Cantik" Mutiara yang ditugaskan di Desa Cibukamanah.
Ukin, salah seorang kakek berusia 75 tahun, yang diajak berdialog oleh Kang Dedi, ikut terkekeh menyaksikan polah bupatinya itu. "Iya atuh geulis (cantik), kan perempuan," timpal Ukin, diikuti gelak tawa puluhan warga yang hadir. Ukin pun bersyukur dengan dibesutnya program SDD tersebut. "Sekarang mah mau berobat teh nggak jauh lagi," ujarnya. Sebelum program SDD hadir di desanya, kalau berobat harus selalu ke Puskesmas yang jaraknya 10 kilometeran dari desanya.
Baca Juga:
Kang Dedi mengaku sangaja melakukan promosi SDD dengan gaya seorang PR. Tujuannya, agar pesan tersampaikan dengan baik dan tak ada sekat kedekatan antara pemimpin dan rakyatnya.
Dr. Ayu Mutiara, mengaku siap mengemban tugas mulia buat pelayanan publik itu. "Buat saya sih seneng-seneng aja. Apalagi, ini menyangkut program promosi kesehatan yang akan memelekan warga terhadap pola hidup sehat," ujar perempuan kulit putih itu.
Ditanya ihwal antisipasi banyaknya pesan kunjungan pasien yang masuk melalui play store SDD yang dikelolanya, Ayu mengaku, tak masalah. "Saya akan melakukan skala prioritas," ujarnya. Artinya, mendahulukan pelayanan terhadap pasien yang menderita penyakit akut dan memerlukan tindakan segera.
Melaui program SDD, Ayu bersama dua perawat pembbantunya juga akan melakukan upaya promosi kesehatan secara gencar. "Kami, akan lebih mementingkan upaya pencegahan, ketimbang mengobati," ujarnya.(*)