TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara akan segera mengesahkan holding BUMN industri pertambangan. Dengan adanya inbreng itu, PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk akan berinduk pada satu perusahaan tambang, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
"Holding ini akan efektif berjalan setelah para menteri menandatangani akta inbreng. Paling lambat Senin nanti, tapi ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelumnya," ujar Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Fajar Harry Sampurno saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 24 November 2017.
Adapun penandatanganan akta inbreng tersebut didahului penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2017 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
Langkah selanjutnya dari proses holding ini, ucap Fajar, akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) tiga perusahaan tambang, yakni Antam, Bukit Asam, dan Timah, pada 29 November mendatang.
Baca: Holding BUMN Tambang, Luhut: Bu Rini Pasti Lakukan yang Terbaik
Fajar menuturkan, setelah holding BUMN industri pertambangan resmi terbentuk, rangkaian aksi korporasi yang akan dilakukan ialah membangun pabrik smelter grade alumina di Mempawah, Kalimantan Barat; pabrik Ferro Nickel di Buli, Halmahera Timur; dan pembangkit listrik tenaga uap di lokasi pabrik hilirisasi bahan tambang sampai dengan 1.000 MW.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pemerintah saat ini memiliki saham mayoritas di tiga perusahaan tambang tersebut, yakni ANTM sebesar 65 persen, PTBA 65,02 persen, dan TINS 65 persen. Tiga saham mayoritas tersebut akan dialihkan ke PT Inalum (Persero), yang sahamnya 100 persen milik pemerintah.
Setelah ketiga BUMN sudah holding dengan Inalum, Fajar mengharapkan ke depan kapasitas cadangan tambang dan produksi hasil tambang bisa meningkat. Selain itu, peningkatan nilai tambah hasil tambang melalui hilirisasi dapat segera dilakukan.
"Ibarat sapu lidi, kalau sebatang gampang patah, kalau banyak bisa gebuklah tambang-tambang swasta," ujarnya.