TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan tren kenaikannya pada 2018. Kenaikan laba emiten menjadi salah satu penyokongnya.
Direktur dan Head of Equity BNP Paribas Aliyahdin Saugi mengatakan laba emiten tahun depan bisa tumbuh sebesar 10-12 persen. Dia memperkirakan indeks bisa mengikuti pertumbuhan laba emiten. "Target kami di level 6.600," tuturnya di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Kamis, 23 November 2017.
Baca: IHSG Cetak Rekor Level Penutupan Tertinggi Baru
Aliyahdin mengatakan laju IHSG akan ditopang sektor telekomunikasi, konsumer, dan infrastruktur. Sektor telekomunikasi diperkirakan masih mengalami peningkatan kinerja tahun depan karena industri ini mulai menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Namun persaingannya akan semakin ketat terutama tarif untuk data internet.
Sektor konsumer diperkirakan tumbuh positif tahun depan, terutama karena tingkat likuiditas yang tinggi. Aliyahdin juga melihat sektor perbankan sedikit membaik karena rasio kredit bermasalah yang terus turun.
Sementara itu sektor infrastruktur dinilai masih positif karena berupa investasi jangka panjang. Proyek pemerintah yang ditangani emiten di sektor tersebut akan menjadi nilai tambah tersendiri. Namun risiko dari beban utang untuk konstruksi dinilai masih cukup tinggi. Investor harus berhati-hati dalam menentukan emiten.
Salah satu sentimen positif yang mendorong laju IHSG tahun depan adalah perhelatan pemilihan umum kepala daerah (pilkada). Menurut Aliyahdin, tahun politik membuat kantong masyarakat penuh sehingga belanja akan meningkat. Daya beli yang tinggi akan mendorong kinerja emiten dan mempengaruhi IHSG.
Di tahun politik, Alihaydin menuturkan masyarakat akan cenderung menahan investasi hingga pemilu selesai. Mereka khawatir dengan ketidakpastian yang mungkin timbul akibat tensi politik. Namun dia menyarankan untuk tetap berinvestasi tahun depan. "Tahun-tahun pemilu memberikan impact kenaikan kepada indeks sebesar 0,1-0,2 persen," katanya.
Untuk obligasi, Presiden Direktur BNP Paribas Vivian Secakusuma memprediksi pasar ini juga akan tumbuh. Inflasi dan neraca perdagangan tahun depan diprediksi terkendali sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun dia meminta untuk mewaspadai volatilitas di pasar obligasi. "Karena masih akan terjadi," ucapnya.