TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Tito Karnavian mengatakan
investor tidak perlu ragu untuk berinvestasi di 2018.
"Saya meyakinkan kepada masyarakat, kepada
investor untuk jangan ragu. Semua orang di seluruh dunia lagi mencoba untuk berinvestasi ke asia tenggara ini. Indonesia salah satu market terbesar," kata Tito Karnavian saat ditemui di Galeri Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin, 20 November 2017.
Simak: Kapolri Tito: Keamanan dan Ekonomi Ibarat Sisi Mata Uang
Menurut Tito menjelang 2018, dinamika pasti ada yang dipengaruhi oleh pemilihan kepala daerah(Pilkada) serentak.
"Kita sudah mengalami Pilkada dan Pilpres(Pemilihan Presiden), bukan sekali. Gejolak-gejolak insyallah bisa ditangai dengan baik, 171 wilayah fine," ujar Tito.
Saat ini kata Tito Polri dan Tentara Nasional Indonesia sedang terus mempersiapkan diri untuk menjaga keamanan di Indonesia.
"Prinsipnya, selagi Polri dan TNI ini kompak, negara ini aman," kata Tito.
Tito menilai dalam pertarungan ekonomi antar negara, Indonesia memiliki potensi menjadi negara dominan. Hal tersebut menurut Tito karena Indonesia mempunyai populasi yang besar.
"Ini menjadi sumber angkatan kerja yang besar, sumberdaya alam melimpah, kemudian luas wilayah yang juga timezone. Ini yang menjadi modal penting bagi kita untuk menjadi negana ekonomi yang dominan," ujar Tito.
Menurut Tito, saat ini Indonesia masuk G20, dalam survei-survei telah menunjukkan bahwa Indonesia 16 besar, bahkan kata Tito ada survei yang menyampaikan di nomor 9.
"Di 2035 diperkirakan nomor lima. Di 2045 menjadi nomor 4 dunia,"
Tito menyadari pemerintah tidak bisa mendongkrak sendiri pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN) sebesar Rp 2000 triliun.
"Kita butuh Rp 5000 triliun, Rp 3000 triliun dari dalam dan luar negeri, kalau bisa dari dalam negeri jauh lebih bagus," ujar Tito.
Sementara itu, Direktur Utama BEI Tito Sulistio berterima kasih kepada Kapolri dan jajaran kepolisian. Sebab, menurut dia, investor boleh berusaha, tapi kalau negara tidak aman dan tidak stabil, bursa tidak bisa mencapai level tertinggi seperti saat ini.
Iklan
"Sampai detik ini kejadian perpolitikan tidak mempengaruhi transaksi di BEI 2004, 2009, 2014, hingga pilkada DKI. Kita percaya karena orang percaya adanya stabilitas politik di negara ini," kata Tito Sulistio.
HENDARTYO HANGGI