TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dalam rangkaian kerjanya di Bangkok pada Jumat kemarin, bertemu dengan investor asal Thailand, CEO Siam Cement Group (SCG) Roongote Rangsiyopash.
Di pertemuan itu, Airlangga meyakinkan perusahaan manufaktur itu untuk merealisasikan investasi fasilitas produksi naphtha cracker senilai USD600 juta di Cilegon, Banten. Jika investasi ini terwujud, pabrik yang akan memproduksi petrokimia ini akan memenuhi kebutuhan bahan baku dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor.
“Kami berharap investasi ini bisa segera terwujud, mengingat pentingnya bagi penguatan industria kimia di Indonesia,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Perindustrian, Sabtu, 18 November 2017.
Simak: Menteri Airlangga Minta Mitshubishi Tambah Investasi di Garmen
Dalam melakukan proses lobi tersebut, Airlangga juga didampingi Wakil Duta Besar Indonesia untuk Thailand, Toferry Primanda Soetikno, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan serta Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono.
Untuk menarik minat investor, Airlangga menjanjikan beberapa kemudahan perizinan apabila membangun pabriknya di kawasan industri guna mempercepat para pelaku industri yang ingin berekspansi atau menanamkan modalnya di Tanah Air.
“Semua perizinan, rantai pasok, dan infrastruktur penunjang sudah disiapkan di sana (Indonesia),” ujarnya.
Selain itu, ia juga telah menerbitkan sejumlah paket kebijakan ekonomi sebagai bentuk komitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif. Tidak hanya sampai di situ, Airlangga juga menjanjikan insentif fiskal seperti tax allowance atau tax holiday serta telah mengusulkan penurunan harga gas untuk industri petrokimia di Indonesia.
“Industri petrokimia itu sektor pengguna gas terbesar dalam proses produksinya, jadi perlu mendapatkan penurunan harga gas,” ujarnya.
Terlebih, saat ini, Kemenperin memfokuskan industri petrokimia sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pembangunannya di dalam negeri karena berperan penting sebagai pemasok bahan baku bagi banyak manufaktur hilir seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetika hingga farmasi.
Lebih lanjut, Airlangga memberikan apresiasi kepada perusahaan SCG yang sudah berinvestasi di Indonesia selama lebih dari 20 tahun. Perusahaan ini telah menyerap tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung sebanyak lebih dari 8.000 orang.
Investor SCG memiliki bisnis yang bergerak di tiga lini, yaitu kimia, material bangunan semen (CBM), dan pengemasan. Pangsa pasar CBM sebesar 56 persen, kimia 42 persen, dan pengemasan dua persen. Total nilai investasi SCG di Indonesia sebesar US$ 1,4 miliar hingga akhir 2016 atau sekitar Rp18,9 triliun.
M JULNIS FIRMANSYAH