TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengatakan ada 40 persen cadangan listrik PLN yang tidak digunakan. "Sekitar 30-40 cadangan listrik PLN tidak terpakai saat ini," kata Sofyan di Jakarta, Kamis, 16 November 2017.
Karena itu, ia berharap masyarakat bisa memanfaatkannya. "Ya kami maunya tambah. Kalau ada AC (air conditioning) satu di rumah, tambah menjadi dua. Kan listriknya bisa ditambah," ucapnya. "Yang kami harapkan (cadangan listrik) bisa digunakan."
Baca juga: Penyederhanaan Tarif Listrik, YLKI: Membebani Konsumen
Ia menuturkan saat ini pemerintah merencanakan adanya penyederhanaan golongan listrik berupa penghapusan golongan listrik di bawah 5.500 VA. "Masih dikaji penyederhanaannya. Tergantung masyarakat mau atau tidak," ucapnya.
Pemerintah bakal melakukan penyederhanaan kelas golongan pelanggan listrik rumah tangga nonsubsidi yang berlaku untuk golongan 900 VA tanpa subsidi, 1.300 VA, 2.200 VA, 3.300 VA, dan 4.400 VA.
Golongan 900 VA akan dinaikkan dan ditambah dayanya menjadi 1.300 VA, sedangkan sisanya akan menjadi 5.500 VA. Besaran daya 5.500 VA dipilih lantaran tarifnya yang seragam dengan golongan di bawahnya hingga 1.300 VA, yakni Rp 1.470 per kWh. Pelanggan golongan berdaya 900 VA yang dinaikkan ke 1.300 VA tetap dikenai tarif Rp 1.352 per kWh.
Golongan 5.500 VA hingga 12.600 VA dinaikkan dan ditambahkan dayanya menjadi 13.200 VA, dan golongan 13.200 VA ke atas dayanya akan di-loss stroom.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan penyederhanaan tarif listrik berpotensi membebani konsumen karena pemerintah kemungkinan akan membuat batas minimal pemakaian.
"Sebagai contoh pemakaian minimal untuk 1.300 VA adalah 88 kWh Rp 129 ribu, sedangkan 5.500 VA pemakaian minimal 220 kWh, atau sekitar Rp 320.800," ujar Tulus. Padahal sebelumnya, bisa jadi tagihan tarif listrik pelanggan tidak sebesar itu.