TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia, kini e-commerce Bukalapak mendeklarasikan diri sebagai unicorn baru di Indonesia. CEO Bukalapak Achmad Zaky menyampaikan perusahaan yang dipimpinnya itu memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun sehingga pantas masuk ke kelompok unicorn.
"Itu (dananya) dari investasi, tapi saya belum bisa share siapa (investornya). Pokoknya sudah one billion," ujarnya saat ditemui wartawan setelah menghadiri acara diskusi Digital Economic Briefing 2017, yang digelar Tempo Media Group di gedung Indosat Ooredoo Pusat, Jakarta Pusat, Kamis, 16 November 2017.
Namun Zaki menekankan Bukalapak akan tetap mempertahankan kelokalan dalam bisnis yang sudah dirintisnya sejak 2010 lalu itu. Secara struktural kepemilikan, ia menjamin Bukalapak tidak akan jatuh ke tangan asing.
Meski demikian, Zaky menjelaskan, bukan berarti bisnis startup-nya itu anti-asing. Dia tetap terbuka dan membuka kesempatan bagi pihak asing yang mau berinvestasi di Bukalapak. "Intinya, kita mau memanfaatkan, bukan dimanfaatkan," ucapnya.
Sebelumnya, bisnis startup di Indonesia yang masuk kategori unicorn, perusahaan yang memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun, hanya ada tiga, yakni Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia.
Tokopedia mendapatkan suntikan dana dari e-commerce asal Tiongkok, Ali Baba Group pada Agustus lalu. Startup besutan Jack Ma itu berinvestasi US$ 1,1 triliun atau Rp 14,7 triliun dan membuat Tokopedia menjadi unicorn ketiga di Indonesia.