TEMPO.CO, Jakarta - PT Astratel Nusantara (Astra Infra) menyatakan minatnya untuk ikut serta dalam lelang operator Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Direktur Astra Infra, Rahmat Samulo, mengatakan perseroan sudah menyiapkan belanja modal guna memenuhi persyaratan untuk ikut dalam lelang operator. "Mengenai porsi dan lainnya kami tunggu proses tendernya," ujarnya pada Rabu, 15 November 2017.
Tender untuk menentukan perusahaan yang layak menjadi operator Pelabuhan Patimban sendiri baru akan digelar pada Maret 2018 oleh Kementerian Perhubungan.
Bagi Astra Infra, kata Rahmat, Pelabuhan Patimban merupakan salah satu proyek strategis nasional. Oleh karena itu, Astra Infra berkeinginan untuk mendukung dan terlibat dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia dengan menjadi operator di pelabuhan tersebut.
Baca: Tender Operator Pelabuhan Patimban Dibuka Maret 2018
Saat ini Astra Infra baru mengelola satu pelabuhan, yakni PT Pelabuhan Penajam Banua Taka atau dikenal dengan nama Astra Infra Port-Eastkal. Pelabuhan ini merupakan basis untuk industri minyak dan gas, industri pertambangan Grup Astra.
Luas Pelabuhan Eastkal mencapai 95 hektare dengan 1 km tepi laut di lokasi yang terlindung di Teluk Balikpapan. Astra Infra menawarkan fasilitas pergudangan, lahan terbuka, bengkel perbaikan, dan pusat logistik berikat (PLB) di Pelabuhan Eastkal. Pelabuhan ini bisa melayani kapal berbobot hingga 10 ribu DWT.
Indonesia memiliki porsi 51 persen di perusahaan yang akan menjadi operator Pelabuhan Patimban, dan 49 persen lainnya dimiliki Jepang. Dari sisi porsi Indonesia, sebanyak 25 persen saham akan dipegang oleh perusahaan milik negara, sedangkan 26 persen porsi swasta.