TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bakal memasok listrik ke Sabah, Malaysia sebesar 300 MW. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara PT PLN (Persero) yang diwakili oleh Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Tenaga Nasional Berhad (TNB) oleh Datuk Seri Ir. Azman Mohd. selaku Presiden Direktur dan Sabah Electricity Sdn. Bhd. (SESB) oleh Tn. Hj. Ir. Abd. Razak Sallim selaku Managing Director.
Perjanjian itu terkait pengembangan PLTU dengan kapasitas 2x200 MW di Provinsi Kalimantan Utara atau Provinsi Kalimantan Timur, jaringan interkoneksi Kalimantan-Sabah dan Penyediaan Tenaga Listrik Lintas Negara.
"Ini merupakan langkah sangat strategis dan bagian dari ASEAN Grid, khususnya Kalimantan ke Sabah. Di Kalimantan ada banyak sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan. Semoga MoU ini menjadi awal dan terus berlanjut bagi Indonesia-Malaysia serta dapat memberikan benefit bagi TNB, SESB dan PLN," ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 November 2017.
Baca: Golongan Listrik Disederhanakan, Greenpeace Ingatkan Krisis PLN
Sofyan berujar jika dilihat secara cermat, proyek itu bakal mendatangkan keuntungan secara bisnis. Dia berharap dalam waktu cepat bisa menyepakati langkah-langkah teknis selanjutnya.
Penandatanganan MoU tersebut, kata dia, ditujukan untuk pembangunan PLTU dan untuk memanfaatkan sumber batubara yang melimpah di Kalimantan serta mengirim tenaga listrik sampai dengan 300 MW dari Kalimantan ke Sabah dalam perspektif rencana jangka panjang pengembangan daya optimal untuk Sabah dan Kalimantan.
Selain itu, Sofyan berujar proyek PLN itu juga sebagai bagian dari rencana interkoneksi daya trans-Borneo yang penyaluran tenaga listriknya difasilitasi oleh jaringan interkoneksi Kalimantan-Sabah.
Hal ini sesuai dengan skema Penyediaan Tenaga Listrik Lintas Negara (sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2012 tentang Jual Beli Tenaga Listrik Lintas Negara, yang dimulai pada tahun 2021 atau tanggal yang ditentukan kemudian.
Kerjasama antara dua negara ini bermula dari pertemuan BIMP-EAGA pada tanggal 26 Juli 2017 di Bintulu, Sarawak tentang program Asian Grid, khususnya rencana Kalimantan-Sabah Cross Border Interconnection.
"Kerjasama ini adalah proyek bersejarah. Kita sama-sama berdoa agar proyek ini dpt direalisasikan. Proyek ini menyatukan hubungan Indonesia-Malaysia dan membuka peluang kerjasama antara kedua negara," kata Presiden Direktur TNB Datuk Seri Ir. Azman Mohd.
Nantinya, PLN, TNB & SESB akan bekerjasama dan berkolaborasi untuk melakukan studi kelayakan pelaksanaan proyek, diantaranya studi sistem, teknologi, tambang batubara, model bisnis, isu lintas negara, dan lainnya. Setelah studi kelayakan proyek dilakukan dan proyek dinyatakan layak, maka kerjasama ini akan ditingkatkan dalam bentuk Definitive Agreement (PPA atau PEA atau model kontrak yang lain).