TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian akan memanfaatkan potensi Vietnam untuk menjadi tujuan pasar ekspor dan rantai pasok tingkat regional bagi industri nasional. Terlebih saat ini Vietnam termasuk negara yang telah memiliki perjanjian kerja sama dengan Eropa dan Amerika Serikat, menjadikannya sebagai pasar yang potensial untuk Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan Vietnam merupakan potensi pasar yang baik dengan penduduk hampir 95 juta dan ada beberapa perusahaan Indonesia yang sudah beroperasi di Vietnam. "Sekitar 50 perusahaan, antara lain sektor makanan dan minuman, plastik, semen, serta pelumas,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Perindustrian, Rabu, 14 November 2017.
Baca: Perkuat Perdagangan di ASEAN, Indonesia Rangkul Vietnam
Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, Indonesia dan Vietnam saat ini berkompetisi di sektor industri labor intensive. Akan tetapi Indonesia mempunyai struktur industri yang lebih dalam, seperti sektor petrokimia, baja, dan resources based.
Melalui kolaborasi ini, Airlangga berharap masing-masing pihak bisa saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhannya terutama di sektor industri dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Selain itu, menurut Airlangga, saat ini pelaku industri dalam negeri mulai berminat untuk ekspansi ke tingkat regional dengan tujuan Thailand dan Vietnam. Indonesia bisa manfaatkan potensi yang ada di Vietnam melalui kombinasi investasi dan pasar yang sedang tumbuh.
Airlangga optimistis kemitraan strategis Indonesia dan Vietnam dapat dilakukan dengan baik karena kedua negara memiliki banyak kemiripan. Oleh karenanya, kedua negara perlu menjaga momentum untuk menuju pasar global dan mengisi pasar APEC.
Indonesia dan Vietnam, kata Airlangga, punya tujuan bersama di dalam ASEAN pada tahun 2025, serta pasar pasifik di 2020. "Dan harapannya, mendapat peluang terbuka untuk kita, tidak hanya untuk masing-masing negara,” ujarnya.
Adapun bentuk sinergi yang akan dilakukan antara kedua negara juga akan dilakukan di sektor industri kecil dan menengah (IKM). Sektor ini bisa menjadi tulang punggung bagi perekonomian negara. Selain itu, dengan perkembangan ekonomi digital, kedua negara perlu melakukan kerja sama dalam penerapan Industry 4.0.
Vietnam adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan Asia Tenggara, yang juga memiliki angka perdagangan yang cukup tinggi dengan Indonesia. Tahun lalu, angka perdagangan antara kedua negara mencapai US$ 6,2 miliar. Indonesia memiliki investasi di Vietnam dalam sektor properti, obat-obatan, makanan dan bahan kimia dengan total mencapai US$ 2 miliar.
Airlangga menjelaskan, nilai ekspor Indonesia ke Vietnam pada periode Januari-Mei 2017 senilai US$ 1,40 miliar atau naik 35,32 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Pada paruh pertama 2017, juga terlihat bahwa produk otomotif dari Indonesia mulai memasuki pasar Vietnam dalam jumlah lebih besar dibanding dengan periode yang sama pada 2016.