TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan groundbreaking pembangunan pipa gas Duri-Dumai di Kantor Kementerian ESDM pada Senin, 13 November 2017. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan perencanaan pembangunan pipa Duri-Dumai sudah dilakukan sejak lama, namun tidak kunjung putus.
"Rencananya sudah lama sekali tapi keputusan enggak selesai-selesai. Akhirnya diputuskan beberapa pekan lalu," ujarnya dalam sambutannya, Senin, 13 November 2017. Beberapa hal yang dibicarakan adalah terkait mensinergikan BUMN-BUMN yang terlibat, yakni Perusahaan Gas Negara, Pertamina, dan Pertagas.
Simak: PGN Tambah Pipa Gas 16 Kilometer Tahun Ini
Kesulitan yang ditempuh, kata Arcandra, lantaran masing-masing badan usaha mesti mendapatkan untung dari proyek itu. Konflik juga terjadi saat penentuan lokasi groundbreaking, yang mana Pertamina menginginkan dilakukan di Dumai, sementara PGN mengajukan di Duri. "Musyawarah enggak putus juga, akhirnya kami putuskan dilakukan di ESDM. kalau ditunda terus, sampai tahun depan enggak mulai-mulai," ujarnya.
Groundbreaking proyek kali ini akhirnya dilakukan di kantor Kementerian ESDM yang dilakukan secara relay via video conference dengan dua lokasi proyek di Dumai, Provinsi Riau yaitu di Kilang Refinery Unit II Dumai (Pertamina) dan di Off Take Station (OTS) Dumai (PGN).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial Pembangunan dan pengoperasian pipa gas Duri-Dumai merupakan wujud dari sinergi BUMN yang ditegaskan Pemerintah dengan penugasan kepada PT Pertamina (Persero) dan PT PGN (Persero) Tbk melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 5975 K/12/MEM/2016 tanggal 27 Juni 2016.
Penugasan tersebut kemudian ditindaklanjuti kedua belah pihak dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) Pipa Duri-Dumai tanggal 9 Juni 2017. Kemudian pada 27 Juli 2017, PT Pertamina (Persero) mengalihkan HoA tersebut kepada PT Pertagas selaku anak perusahaannya.
Pada hari Jumat, 10 November 2017, PGN dan Pertagas juga telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) Pembangunan Pipa Gas Duri-Dumai di Kantor Kementerian BUMN. Dalam KSO dimaksud, PGN menguasai 40 persen saham sedangkan Pertagas sebesar 60 persen.
"Pipa gas ruas Duri-Dumai memiliki diameter 24 inch dan panjang sekitar 64 km dengan titik awal tie in di Duri Meter Station pipa Grissik-Duri (PT TGI) dan titik akhir di Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai," kata Ego.
Gas yang dialirkan pada ruas pipa tersebut, ujarnya, akan menjadi milik Pertamina dan PGN dengan sumber gas yaitu Blok Corriodor (ConocoPhillips), Blok Bentu (Energi Mega Persada/EMP), dan Blok Jambi Merang (JOB Pertamina-Talisman).
Pipa Duri-Dumai akan menyalurkan gas untuk Kilang Pertamina Dumai, kebutuhan industri di Riau, kebutuhan pelabuhan, dan industri petrokimia dalam rangka mendorong nilai tambah ekonomi daerah, nasional serta daya saing industri.
Adapun Gas yang disalurkan ke Kilang Dumai digunakan untuk konversi bahan bakar dari fuel oil menjadi gas sehingga berpotensi meningkatkan kemampuan produksi kilang, dengan kebutuhan gas sebesar 57 juta standard cubic feet per day (MMSCFD) dan meningkat bertahap hingga 120 MMSCFD.
Nilai investasi proyek tersebut diperkirakan sebesar US$ 52,2 juta dan menyerap tenaga kerja hingga 400 orang pada masa konstruksi. Proyek ditargetkan selesai paling cepat 11 bulan, sehingga bulan Oktober 2018 diharapkan sudah bisa beroperasi.
CAESAR AKBAR