TEMPO.CO, Jakarta - Sistem pembayaran non tunai sedang marak dikampanyekan oleh bank-bank, termasuk Bank Mandiri. Namun, transaksi ini sulit diterapkan karena terkendala kebiasaan masyarakat. Salah satunya adalah kebiasaan para pedagang di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Menurut Vice President Bank Mandiri area Jakarta Kebon Sirih, Antonius Harry Trisnanto, saat ini di Tanah Abang terdapat sembilan cabang bank BUMN yang beroperasi dan disiapkan untuk melayani kebutuhan transaksi para pedagang.
Dari hasil survei internal Bank Mandiri, tercatat ada 13 ribu pedagang di Tanah Abang. Dari jumlah tersebut, sekitar 7 ribu di antaranya nasabah Bank Mandiri. Namun, Antonius mengatakan tak semua nasabah aktif dan sebagian besar masih menggunakan transaksi tunai.
Bank Mandiri berharap semua transaksi pedagang di Tanah Abang bisa dilakukan melalui kanal elektronik yang telah disediakan. Salah satunya adalah mesin electronic data capture (EDC) telah dibagikan kepada seluruh pedagang.
Baca: Bank Mandiri Tawarkan Diskon 10 Persen di Kidz Station
"Cara lain non-cash supaya lebih efisien dan tidak perlu lagi menghitung uang cash, menyiapkan pecahan kecil. Dengan keunggulan mesin EDC yang kami sediakan, kami mendukung untuk transaksi," kata Antonius di sela-sela pembukaan turnamen bulu tangkis Ikatan Keluarga Perantau Galogandang (Ikapga) bersama Bank Mandiri pada Minggu, 12 November 2017, di Tunas Bugar Badminton Hall, Jakarta Barat.
Kendati demikian, menurut Antonius, transaksi non tunai para pedagang memang masih mengalami hambatan, yaitu faktor kebiasaan pedagang yang masih senang menggunakan tunai.
Oleh karena itu, untuk perdagangan ritel, Bank Mandiri mengupayakan dorongan penggunaan non tunai sementara untuk grosir dengan transaksi cek atau giro.