TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan pengusaha mengapresiasi Visi Komunitas ASEAN 2025 yang diluncurkan, kemarin. Meski begitu, ada sedikit kekhawatiran karena konektivitas antarnegara di ASEAN belum secepat yang diharapkan.
"Apa yang dicanangkan di Manila sudah benar, sudah bagus sesuai dengan kesepakatan, tapi saya melihat bahwa di antara masing-masing negara ASEAN belum bersatu benar. Dalam artian agenda masih belum satu," kata Ketua Komite Tetap Pengembangan Ekspor Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Handito Joewono saat dihubungi Tempo, Ahad, 12 November 2017.
Baca: Visi Komunitas ASEAN Diluncurkan Hari Ini
Pernyataan Handito menanggapi diluncurkannya Visi Komunitas ASEAN 2025 di Manila, Filipina, kemarin. Ia melihat deklarasi seperti ini penting, tapi harus dikonkretkan dengan peningkatan kerja sama antarnegara-negara ASEAN.
Menurut Handito, berbicara mengenai komunitas ASEAN adalah kerja sama orang-orang atau pelaku usaha di ASEAN ini sendiri. "Sebenarnya, kalau kita bicara komunitas ASEAN, seharusnya hubungan antar-orang yang sudah masuk ke sana. Antar-orang ini, kalau saya perhatikan, memang masih perlu terobosan," ujarnya.
Handito mencontohkan, saat ini sedang ramai dibicarakan soal startup, tidak hanya di ASEAN. "Kalau startup ini kan kita bicara anak-anak muda sebagai komunitas-komunitas yang now, yang sekarang, yang masa depan."
Kalau membicarakan komunitas ASEAN, menurut Handito, lebih baik memberi perhatian yang lebih besar kepada generasi muda di ASEAN untuk mau berkolaborasi secara ekonomi. "Ini sayangnya masih belum menangkap sebuah gebrakan atau movement besar untuk menyatukan anak-anak muda usaha atau anak-anak muda bisnis di ASEAN ini."
Adapun Visi Komunitas ASEAN 2025 terdiri atas tiga pilar kerja sama ASEAN. Pertama, komunitas keamanan politik ASEAN 2025 terdiri atas sebuah komunitas berbasis aturan, berorientasi pada orang dan berpusat pada masyarakat, sebuah komunitas yang tangguh, di daerah yang damai, aman, dan stabil, serta sebuah komunitas dengan kapasitas kelembagaan yang kuat.
Pilar kedua, komunitas ekonomi ASEAN 2025 sangat terintegrasi dan kohesif, ASEAN yang kompetitif, inovatif, dan dinamis, peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral, serta tangguh, inklusif, juga berorientasi pada orang yang berpusat pada ASEAN.
Ketiga, komunitas sosial budaya ASEAN termasuk komunitas yang mempromosikan kualitas hidup yang tinggi, akses yang setara terhadap peluang untuk semua, serta mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia. Selain itu, masyarakat berkelanjutan yang mempromosikan pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan melalui mekanisme yang efektif, masyarakat yang dinamis dan harmonis, serta sadar dan bangga akan identitas, budaya, dan warisannya.
Juga masyarakat yang tangguh dengan komunitas dan kemampuan yang ditingkatkan untuk menyesuaikan dan merespons kerentanan sosial dan ekonomi, bencana, perubahan iklim, serta ancaman dan tantangan yang muncul.