TEMPO.CO, Jakarta - PT AKR Corporindo Tbk., (AKR) berencana membangun 7 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (SPBKB) di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) hingga paruh pertama tahun 2018.
Direktur PT AKR Corporindo Tbk., Nery Polim, menyampaikan pembukaan SPBKB di wilayah 3T sesuai dengan program pemerintah yang ingin memacu penyediaan lembaga penyalur BBM satu harga. Program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo ini bertujuan mewujudkan energi berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Kami harapkan masyarakat di wilayah 3T dapat menggunakan BBM dengan harga yang setara seperti di kota-kota besar," ujarnya dalam peresmian SPBKB di Kec. Balai, Kab. Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis, 9 November 2017.
Baca: Dukung BBM Satu Harga, AKR Buka 2 Pompa Bensin di Kalbar
Dua produk BBM yang disediakan di SPBKB Balai ialah Ron 92 dengan harga Rp 7.950 per liter dan Biosolar dengan harga Rp 5.150 per liter. Kapasitas tangki penyimpanan masing-masing produk sebesar 20 ribu kilo liter.
Sebelumnya, pada Rabu, 8 November 2017, AKR meresmikan SPBKB di Kec. Ledo, Kab. Bengkayang, Kalimantan Barat, dengan produk dan kapasitas tangki serupa seperti di SPBKB Balai. Namun, SPBKB Ledo sudah beroperasi sejak Agustus 2017.
Animo masyarakat terbilang cukup bagus, karena penjualan di SPBKB Ledo berkisar 2-3 kilo liter biosolar dan 1 kilo liter Ron 92 setiap hari. Lembaga penyalur tersebut melayani warga dengan radius sekitar 20 kilo meter (km) dari SPBKB terdekat.
SPBKB Ledo dan Balai mendapatkan pasokan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) AKR di Wajok, Kec. Siantan, Kab. Mempawah, Kalimantan Barat yang memiliki kapasitas 18 ribu kilo liter. Bahan baku bensin dan solar diimpor dari Singapura. Namun, produk biosolar dicampur dengan minyak kelapa sawit agar menjadi biodiesel 20 (B20).