TEMPO.CO, Bogor -Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berujung pada kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral kedua negara dalam bentuk kemitraan strategis khusus. Menurut Presiden Moon, salah satu bentuk perwujudannya adalah peningkatan nilai perdagangan Indonesia-Korea Selatan ke depannya.
"Kedua negara akan memperkuat kerja sama ekonomi yang bersifat toleran dan mementingkan rakyat. Kami telah sepakat juga untuk meningkatkan jumlah perdagangan hingga US$ 30 miliar sampai 2022. Jumlahnya dua kali lipat dari sekarang," ujar Presiden Moon saat memberikan keterangan pers di Istana Bogor, Kamis, 9 November 2017.
Moon berkata, kerja sama ekonomi strategis itu akan mencakup berbagai sektor. Beberapa di antaranya adalah otomotif, pariwisata, energi ramah lingkungan, lingkungan hidup, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan sebagainya.
Terkait UKM, Moon menjelaskan bahwa hal itu ikut dimasukkan dalam perjanjian kerja sama dengan Indonesia dikarenakan keyakinan Indonesia dan Korea Selatan bahwa industri UKM yang sehat akan berperan dalam membentuk fondasi pertumbuhan ekonomi yang toleran dan menguntungkan berbagai pihak.
"Oleh karenanya, kedua negara akan mencari cara bersama untuk mendukung kegiatan UKM," ujar Presiden Moon.
Presiden Moon menambahkan bahwa di luar kerja sama ekonomi, negaranya dan Indonesia juga akan menjalin kerjasama di bidang pertahanan, keamanan, serta capacity building. Terkait kerjasama keamanan, misalnya Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan Indonesia akan rutin menggelar pertemuan strategis untuk menjaga kelancaran komunikasi di situasi-situasi darurat.
Contoh lain, di bidang pertahanan, kedua negara akan terus menjaga kerja sama pengembangan jet tempur generasi mendatang. Sebagai catatan, per Juli lalu, pengembangan pesawat tempur KFX/IFX antara Indonesia dan Korea Selatan sudah mencapai 14 persen dan ditargetkan rampung pada 2026.
Jet tempur KFX/IFX adalah pesawat semi siluman generasi 4.5 yang dikembangkan Korea Selatan dan Indonesia. Pesawat ini disebut akan menyaingi jet tempur F-22 dan F-35 di pasar karena memiliki nilai jual lebih rendah dengan spesifikasi tak jauh berbeda. Lebih lanjut, pesawat itu juga diharapkan bisa ditempatkan di berbagai pulau di tanah air untuk menjaga kedaulatan wilayah.
"Presiden Jokowi dan saya menilai tinggi terhadap kerja sama yang dijalankan oleh kedua negara," ujar Presiden Moon menegaskan.
Secara terpisah, Presiden Joko Widodo mengapresiasi segala kerja sama yang telah disepakati antara Indonesia dan Korea Selatan karena ia yakin kerjasama itu akan bermanfaat. Sebagai contoh, peningkatan kerja sama ekonomi ke kemitraan strategis khusus akan bermanfaat untuk menajamkan industrialisasi di Indonesia serta meningkatkan realisasi investasi Korsel di Indonesia.
"Kami menyambut baik peningkatan investasi Korea Selatan yang hampir dua Kali lipat pada semester I tahun 2017. Perdagangan yang telah meningkat 19,3 persen untuk semester I 2017 pun akan terus kami tingkatkan," ujar Presiden Joko Widodo.
Adapun, dalam pertemuan bilateral, kedua negara juga meneken tiga nota kesepahaman, yaitu di bidang industri, transportasi dan kesehatan yang ditandatangani masing-masing menteri yang berwenang.