Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengunduran Diri Lin Che Wei Dibahas Ulang

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah akan membahas kembali pengunduran diri Direktur Utama Danareksa, Lin Che Wei. Sumber Tempo di Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membisikkan, seorang pejabat di pemerintahan yang berpengaruh, menginginkan Che Wei tetap dipertahankan. "Bisa jadi ada kemungkinan tersebut (dipertahankan)," katanya. Posisi Direktur Utama Danareksa memang ibarat "kursi" panas. Sejarah membuktikan setiap pergantian rezim atau menteri Badan Usaha Milik Negara, kursi direktur utama Danareksa selalu berganti. Saat Presiden Abdurahman "Gus Dur" Wahid berkuasa, pada 2000, Glenn Yusuf dicopot sebagai direktur utama dan digantikan oleh Dian Wiryawan. Setelah Gus Dur jatuh dan digantikan oleh Megawati, pada 2002 giliran Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi mencopot Dian dan menggantinya dengan Zas Ureawan. Zas hanya bertahan tiga tahun menjadi orang nomor satu di Danareksa. Pada 2005, Menteri BUMN Sugiharto mengangkat Che Wei menggantikan Zas. Namun, Che Wei pun tak bertahan lama. Kementerian BUMN berencana merombak jajaran direksi Danareksa. Dalam perombakan itu, kementerian akan memberhentikan Lin Che Wei sebagai direktur utama perusahaan keuangan milik negara tersebut.Rencana penggantian Che Wei, menurut sumber Tempo, antara lain dilatarbelakangi oleh "konflik" antara direksi Danareksa dengan dengan komisaris. Ada kebijakan direksi Danareksa yang disorot komisaris, di antaranya pembukaan kantor cabang di Beijing Cina. Sebelum pergantian itu terlaksana, Lin Che Wei memutuskan mengundurkan diri terlebih dulu. Surat pengunduran diri itu disampaikan langsung kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Sofyan Djalil pada 21 Juni lalu. Rencana itu juga sudah disetujui oleh Sofyan. Tapi hingga saat ini, menurut pengakuan Sofyan, pemerintah belum menemukan pengganti Che Wei. Kata dia, pemerintah bisa saja tidak menyetujui pengunduran diri Che Wei. Sebab keputusan tersebut akan mengacu pada kepentingan yang lebih besar. Sumber Tempo juga mengatakan, selain mempertahankan Lin Che Wei, kementerian akan mencopot komisaris Danareksa, Susiyati B. Hirawan. Dia selama ini dikenal berseberangan dengan Che Wei. Rencana itu juga dibantah oleh Sofyan Djalil. "Siapa bilang mau diganti?" kata dia balik bertanya.Pergantian komisaris harus dilakukan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). "Jadi menunggu penentuan dari RUPS saja," kata Sofyan. Dia juga membantah bahwa pergantian pejabat Danareksa bermuatan politis. Seperti ditulis Majalah Tempo (8 Juli), kubu partai Golkar ditengarai tengah memperkuat basisnya di BUMN. Namun hal itu dengan tegas dibantah oleh Sofyan. "Itu mengada-ada saja, tidak ada kuningisasi," kata dia di kantornya, kemarin. Ketika dikonfirmasi tentang rencana pemerintah yang tidak menyetujui pengunduran dirinya, Lin Che Wei tidak berkomentar panjang. "Sedang menunggu jawaban," katanya melalui pesan pendek yang dikirim kepada Tempo. WAHYUDIN FAHMI
Iklan

DRI


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat: Ekonomi Indonesia Merangkak Naik Triwulan IV

26 Agustus 2015

Tempo/Tommy Satria
Pengamat: Ekonomi Indonesia Merangkak Naik Triwulan IV

Meski rupiah terus tertekan, kondisi ekonomi nasional dinyatakan lebih baik dibanding negara tetangga.


Analis: Kenaikan BBM Berdampak Hingga Akhir 2015  

8 November 2014

Tempo/Tommy Satria
Analis: Kenaikan BBM Berdampak Hingga Akhir 2015  

Idealnya, kenaikan harga BBM cuma Rp2.000 per liter.


Ukraina Bergolak, Rupiah Bakal Terus Bergejolak  

5 Maret 2014

Seorang pria mengangkat bendera militer era Soviet saat mengikuti aksi pro-Rusia di Simferopol, Crimea, Ukraina (28/2). REUTERS/David Mdzinarishvili
Ukraina Bergolak, Rupiah Bakal Terus Bergejolak  

Krisis Ukraina memicu gejolak ekonomi global.


Pemerintah Pegang Kunci Redam Pelemahan Rupiah

22 Agustus 2013

Tempo/Tommy Satria
Pemerintah Pegang Kunci Redam Pelemahan Rupiah

Pemerintah harus meyakinkan pasar bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi bisa terkejar.


Ekonom Danareksa: Pembatasan Premium Sebaiknya Selepas April

8 Maret 2011

TEMPO/Dasril Roszandi
Ekonom Danareksa: Pembatasan Premium Sebaiknya Selepas April

Upaya tersebut untuk meringankan beban masyarakat pasca panen raya yang mencapai puncaknya pada Maret hingga April ini.


Pemerintah Konversi Utang Bahana Menjadi Ekuitas

20 Juli 2007

Pemerintah Konversi Utang Bahana Menjadi Ekuitas

Pemerintah akan mengubah utang Rekening Dana Investasi (RDI) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) menjadi penyertaan modal negara.


Marak Skandal Politik, Kepercayaan Terhadap Pemerintah Jatuh

1 April 2007

Marak Skandal Politik, Kepercayaan Terhadap Pemerintah Jatuh

Survei Maret yang dilakukan Danareksa Research Institute (DRI) menunjukkan, Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) kembali turun. IKKP melemah 1,7 persen menjadi 116,7 pada Maret 2007.


Danareksa Akan Terbitkan Obligasi

14 Maret 2007

Danareksa Akan Terbitkan Obligasi

PT Danareksa (Persero) merencanakan penerbitan obligasi pada semester kedua tahun ini. Aksi perusahaan ini, menurut Direktur Danareksa Harry Wiguna, merupakan upaya refinancing untuk melunasi utang obligasi yang akan jatuh tempo pada 2008, senilai Rp 400 miliar.


Kepercayaan Konsumen Terganggu Harga Beras dan Banjir

1 Maret 2007

Kepercayaan Konsumen Terganggu Harga Beras dan Banjir

Indeks kepercayaan konsumen (IKK) yang naik tipis pada Januari, kembali melemah di Februari. IKK turun 2,4 perseb menjadi 82,7. Hasil riset Danareksa Research Institute (DRI) ini juga menunjukkan, kedua komponen IKK yakni indeks situasi sekarang (ISS) dan indeks ekspektasi (IE) mengalami penurunan. ISS menjadi 64,0 setelah turun 4,2 persen sedangka IE turun dari 100,4 menjadi 98,8.