TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Lapindo Brantas akan melakukan eksporasi lapangan gas di Metro Jombang, Jawa Timur, pada 2018. “Pengeboran eksporasi mulai dilakukan karena sumur-sumur eksisting di Wunut dan Tanggulangin, Sidoarjo tidak memungkinkan untuk pengeboran sumur baru,” kata Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa Ali Masyhar kepada Tempo, di Yogyakarta, 8 November 2017.
Dari sumur di kawasan itu, potensi produksi diperkirakan sekitar 2-3 mmscfd (Million Standard Cubic Feet per Day) per hari. “Kapasitas produksi yang sebenarnya belum diketahui pasti, harus dibor dulu.”
Baca: 11 Tahun Lumpur Lapindo, 84 Korban Belum ...
Produksi gas di Metro, Jombang akan menambah kapasitas produksi Blok Brantas di Jawa Timur yang digarap PT Lapindo Brantas telah mendapat izin beroperasi 24 jam per hari. Vice President Lapindo, Christianto Budi Santoso mengatakan target produksi diusahakan tercapai secara bertahap setelah mendapat izin berkegiatan di malam hari.
Dari semula produksi 2 mmscfd (Million Standard Cubic Feet per Day) per hari sejak 2016, kini Lapindo telah memproduksi gas sebanyak 10 mmscfd dari sumur Wunut dan Tanggulangin. Pada Desember 2017, Lapindo mentargetkan memproduksi gas sebanyak 20 mmscfd per hari dengan memaksimalkan sumur-sumur yang ada.
Pada Oktober 2018, produksi gas ditargetkan menjadi 40 mmscfd per hari dari sumur di Tanggulangin dan pengeboran dua sumur baru di Sidoarjo. Sedangkan pada Desember 2019, target produksi meningkat lebih dari 100 persen, yakni 85 mmscfd. Target produksi ini akan dicapai selain mengoptimalkan sumur lama juga dengan mengebor sumur baru di Kedaton, Sidoarjo yang diperkirakan akan memproduksi gas dengan kapasitas produksi 60 mmscfd per hari.
Baca juga: 10 Tahun Lumpur Lapindo, Bupati Sidoarjo
Hasil produksi gas di Metro, Jombang, kata Ali, akan menambah produksi yang ditargetkan Lapindo. “Produksi sumur Metro di luar target Lapindo 85 mmscfd,” ujar dia.
Menurut Christianto, kapasitas produksi Lapindo disesuaikan dengan permintaan pasar. Kapasitas produksi akan ditambah hanya jika permintaan bertambah. Produksi gas dari sumur Wunut dan Tanggulangin di Sidoarjo memasok kebutuhan gas PT Gas Negara, BUMD, dan rumah tangga di antaranya Surabaya dan Sidoarjo.