TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk Tunggul Rajagukguk memastikan insiden ambruknya girder Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo (Jalan Tol Pasuruan) di Desa Dawesari, Kecamatan Grati, tak menghambat penyelesaian proyek tersebut. Pengerjaan konstruksi pun segera dimulai seusai investigasi yang digelar tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Investigasi itu juga selesai akhir bulan (November 2017). Pokoknya, target harus selesai Desember 2018," ujar Tunggul saat ditemui di Ballroom The Ritz-Carlton, kompleks SCBD, Jakarta, Selasa, 7 November 2017.
Baca: Konstruksi Tol Pasuruan-Probolinggo Ambruk, PU Ambil Langkah Ini
Tunggul pun tak merisaukan nilai saham Waskita Karya berkode WSKT yang sempat turun. Pada 30 Oktober lalu, nilai WSKT memang sempat merosot sebesar 1,82 persen. Nilainya bergerak dengan tingkat tertinggi sebesar Rp 2.190 dan level terendahnya di Rp 2.120 per lembar saham.
Hari ini, 7 November 2017, saham Waskita dibuka di Rp 2.230, naik 20 poin atau 0,90 persen dari Rp 2.210 per lembar saham saat penutupan perdagangan, kemarin. "Enggak (mengganggu) sama sekali, tak bikin molor proyek," kata Tunggul.
Jalan Tol Pasuruan merupakan proyek strategis nasional Waskita yang dikerjakan Waskita sejak 2016 dengan nilai kontrak Rp 2,9 triliun. Pembangunan jalan sepanjang 31,3 kilometer tersebut terdiri atas tiga seksi.
Ambruknya konstruksi jalan tol di Grati menelan nyawa seorang mekanik dari Waskita Karya serta menyebabkan dua orang lainnya terluka. Kementerian Pekerjaan Umum pun menurunkan tim untuk memeriksa proses dan kelayakan konstruksi penyangga jalan layang tol tersebut. Hasil pemeriksaan itu belum jelas hingga pekan ini. "Belum, itu belum ada informasi lagi," ucap Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono di kantornya, Jakarta Selatan, pada 3 November lalu.