TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan kinerja pihaknya dalam kegiatan cetak sawah membaik sejak menggandeng Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pada 2015. Dari evaluasi per Oktober 2017, dalam program cetak sawah tahun lalu, sedikitnya 126.437 hektare sawah telah dimanfaatkan.
"Realisasi cetak sawah 2016 naik 400 persen jika dibandingkan dengan 2014. Itu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah pertanian," ujar Amran saat jumpa pers di kantornya, Senin, 6 November 2017.
Simak: Menteri Amran Klaim Penerapan HET Beras Berhasil
Pada 2016, ada 129.076 hektare lahan yang dihasilkan dengan pola community development yang menekankan partisipasi petani. Komponen yang tak sanggup ditangani petani dikerjakan pemerintah dan TNI dengan dukungan alat berat.
Menurut Amran, peningkatan realisasi cetak sawah itu juga bisa dilihat dari kondisi sembilan bahan pokok yang harganya stabil dan intensitas impornya menurun. Dia mencontohkan kondisi pasar cabai dan bawang.
Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rizal Djalil, yang bertemu dengan Amran serta Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono sebelum jumpa pers tersebut, mengapresiasi pelaporan anggaran terkait dengan program cetak sawah.
Biaya yang dihabiskan untuk program cetak sawah pada 2016 sebesar Rp 2,059 triliun, atau 95,9 persen dari pagu anggarannya, yakni Rp 2,06 triliun.
Pagu anggaran cetak sawah untuk 2017 memang lebih rendah daripada tahun lalu, yaitu hanya Rp 1,18 triliun. Namun Rizal meyakini anggaran cetak sawah itu diserap untuk keperluan yang efisien.
YOHANES PASKALIS PAE DALE