TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menjelaskan hingga saat ini program Bahan Bakar Minyak atau BBM satu harga sudah berjalan sesuai dengan rencana yang tertuang dalam roadmap. Sejak program dimulai pada tahun 2016, telah terbangun 26 penyalur BBM di lokasi-lokasi 3T (terisolir, terpencil dan terluar) dan akan terus dibangun hingga akhir tahun 2017 sebanyak 54 penyalur.
“Berdasarkan roadmap program BBM Satu Harga, hingga tahun 2019 mendatang akan dibangun sebanyak 157 unit penyalur ke lokasi-lokasi terpencil dan terisolir di Indonesia,” ujar Jonan dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Sabtu, 4 November 2017.
Simak: BBM Satu Harga Sudah Terealisasi di 12 Kabupaten Ini
Jonan mengklaim telah membangun komitmen dengan PT Pertamina (Persero) dan badan usaha swasta untuk terus melaksanakan program tersebut. Ia juga menjelaskan telah berusaha secepat mungkin menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 sebagai acuan percepatan penerapan harga BBM satu harga penugasan tepat setelah Presiden Joko Widodo memberi intruksi.
Adapun rincian pembagian pembangunan 157 unit penyalur ke lokasi-lokasi terpencil dan terisolir di Indonesia, ia menjelaskan, sebanyak 150 unit dibangun oleh Pertamina dan 7 unit oleh badan usaha swasta.
Secara lebih rinci, Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Saryono Hadiwidjoyo menjelaskan roadmap Program BBM Satu Harga tahun 2017 hingga tahun 2019. Di tahun 2016 dimulai dengan sinkronisasi regulasi dan identifikasi wilayah. Pada tahun 2017, Pertamina mendirikan lembaga penyalur yang akan membangun penyalur di wilayah dengan infrastruktur darat dan laut cukup baik sebanyak 59 penyalur.
“Di tahun selanjutnya akan dibangun penyalur di wilayah dengan infrastruktur dan laut terbatas sebanyak 50 penyalur dan pada tahun 2019 akan dibangun sebanyak 46 penyalur di wilayah dengan infrastruktur darat dan laut yang cukup sulit,” ujar Saryono.
Hingga 1 November kemarin, Saryono mengatakan jumlah penyalur BBM yang telah beroperasi sejak tahun 2016 hingga 2017 sebanyak 26 penyalur. Dengan rincian tahun 2016 telah beroperasi sebanyak 9 penyalur, antara lain 1 di Kalimantan, 8 di Papua, dan sisanya sebanyak 17 penyalur beroperasi tahun 2017.
Agar dapat terus berjalan sesuai rencana, BPH Migas akan melaksanakan sistem 'uji petik' untuk mengawasi pendistribusian BBM satu harga tersebut. Sistem uji petik akan berlaku dalam Operasi Patuh Penyalur (OPP) yang sudah dimulai sejak bulan Oktober tahun ini dan efektif mulai Januari mendatang di seluruh wilayah Indonesia.
M JULNIS FIRMANSYAH