TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Aulia Marinto, menanggapi pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), yang heran melihat bisnis startup yang merugi secara keuangan, tetapi sahamnya laku di pasar bursa. Padahal, menurut Aulia, ekonomi Indonesia akan berkembang dengan kekuatan digital yang dimiliki negara ini.
Bahkan, peluang investasi dan bisnis perusahaan rintisan atau startup di Indonesia sangat positif dan terbuka lebar. "Bisnis digital tidak bisa bicara kas positif dan negatif. Dan penghitungan keuntungan pun bukan diincar dari selisih produksi dan penjualan barang yang didagangkan," kata Alia saat dihubungi Tempo di Jakarta, Jumat, 3 November 2017.
Namun, agar startup bisa terus berkembang diperlukan inovasi maupun strategi bisnis yang mampu menarik pasar dan pemodal. Sejauh ini, kata Aulia, fenomena startup lokal telah meramaikan bisnis berbasis teknologi di Indonesia. Bahkan, pelaku bisnis digital saat ini fokus untuk meningkatkan konsumen yang memakai jasa mereka.
"Baik itu pengguna, pengunduh, atau pelanggan, jumlah transaksi aplikasi atau platform yang mereka sediakan. Dari hal-hal tersebut, nilai perusahaan (valuasi) startup semakin tinggi," tuturnya.
Selain itu, menurut dia, sejauh ini pemerintah juga telah memberikan dukungan kepada para startup dengan diluncurkannya Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik atau biasa disebut Road Map E-Commerce. "Indonesia mempunyai kekuatan digital yang sangat positif untuk dikembangkan," ujarnya.
Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menuturkan bisnis startup di Indonesia merupakan harta karun yang dimiliki pemerintah dalam kemajuan teknologi informasi seperti saat ini. Perusahaan Startup bisa maju karena mereka menerapkan sharing economy.
"Informasi yang luar biasa melimpah itu harga karun. Yang mereka lakukan adalah future income yang ditarik ke depan," ucapnya. "Jadi yang dinilai present valuenya (nilainya saat ini)."
Menurut Faisal, startup di Indonesia telah mampu menghimpun kapasitas yang selama ini tidak terpakai dalam jumlah yang massif, yakni teknologi. Selain itu, bisnis yang dikembangkan startup sangat berbeda dengan bisnis konvensional yang berbatas waktu. "Bisnis mereka berjalan 24 jam," ucapnya.