TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianigsih mengatakan bisnis startup yang dikembangkan milenial akan terus berkembang 5-10 tahun mendatang. Musababnya, bisnis yang digerakan generasi jaman now tersebut, sejalan dengan jumlah penduduk dunia yang sebagian besar adalah pemuda.
"Melihat potensi penduduk milenial yang cukup besar dan menjadi mayoritas, hal itu akan terus mendukung berkembangnya bisnis starup yang dikendalikan generasi milenial," kata Lana saat dihubungi Tempo di Jakarta, Jumat, 3 November 2017. "5-10 tahun ke depan sangat bagus bisnis ini."
Simak: 2019, Rudiantara Yakin RI Akan Punya Lima Startup Unicorn
Menurut dia, meski untuk tahap awal bisnis starup terlihat seperti merugi, tetapi sebenarnya peluang keuntungan besar perusahaan rintisan terbuka lebar. Bahkan, banyak investor yang berbondong-bondong untuk memanamkan modal mereka di bisnis startup.
"Mereka sudah pasti memikirkan kerugian atau lost sekian (jika mau menanamkan modalnya)," ucapnya. "Namun pemilik modal berani menanggung risiko karena melihat prospeknya ke depan."
Selain itu, ia melihat generasi jaman now sangat inovatif dan ingin mempunyai kebebasan bereksrpesi seluas-luasnya. Milenial, kata dia, ingin mencoba sesuatu sendiri. Mereka juga suka sesuatu yang baru.
Bahkan, banyak generasi milenial yang tidak suka melihat kemampanan dalam bekerja. Mereka, kata Lana lagi, tidak suka seperti ke kantor pagi, dan pulang kerja pada sore harinya. "Mereka tidak suka kemapanan seperti itu. Itu bukan gaya merena (generasi milenial)," ucapnya.
Karena ingin mempunyai kebebasan dalam berekpresi dan berkarya, tidak sedikit dari mereka yang berinovasi dengan membuat perusahaan startup yang hanya bermodalkan aplikasi. "Jadi mereka mengembangkan sesuatu sesuka mereka. Tapi, begitu mereka bekerja hasilnya luar biasa. Bisnis starup yang dikembangkan generasi milenial akan terus tumbuh. Sebab, mereka ingin mencoba sendiri sesuatu yang baru," ujarnya,
IMAM HAMDI
