INFO NASIONAL - Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) tahun ini kembali menggelar Intercultural Student Camp (ISC) batch III, dengan mengambil lokasi di Jakarta, Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bandung, kota perjuangan sarat budaya. Acara berlangsung selama empat hari tiga malam jelang peringatan Sumpah Pemuda ke-89.
Dua ratus peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pendamping dari 19 perguruan tinggi anggota APTIK yang tersebar dari 9 provinsi di Indonesia hadir dalam acara itu. Unika Atma Jaya Jakarta dipercaya menjadi tuan rumah untuk pelaksaan pada 25-26 Oktober, dilanjutkan di Universitas Parahyangan Bandung pada 27-28 Oktober.
Baca Juga:
Saat membuka acara, Rektor Unika Atma Jaya A. Prasetyantoko mengatakan “Sesuai tema ISC tahun ini, Saya Muda, Saya Peduli, Saya Indonesia, Anda adalah generasi masa kini yang memiliki kebebasan untuk dipejuangkan. Tetapi jika tidak peduli maka kebebasan akan menjerumuskan. Sebagai generasi muda Indonesia, Anda memiliki kesempatan untuk peduli dan melihat masalah bangsa dengan lebih utuh.”
Pembukaan acara ini berlangsung di Kampus 3 BSD Unika Atma Jaya yang memang didedikasikan sebagai Center for Human Development.
Sementara, Direktur Eksekutif APTIK Meylani menyampaikan bahwa ISC 2017 bertujuan memberikan ruang bagi generasi millennial sebagai generasi lintas budaya untuk dilatih mengelola aspek pemikiran agar terlepas dari adanya perbedaan dalam menilai kesetaraan sosial. “Hal itu sesuai dengan nilai-nilai penting APTIK, yaitu unggul, transparan dan solidaritas,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Baca Juga:
Rangkaian acara dilakukan dengan tujuan membangun kepedulian terhadap Indonesia melalui topik-topik menarik yang disampaikan oleh tokoh-tokoh inspiratif seperti Sociopreneurship di Museum Bank Mandiri Novi Anathasia Purba. Socio-Entreprenuer berusia 24 tahun yang merupakan founder dan owner dari Karma Batik ini memanfaatkan limbah batik yang menjadi berbagai produk kerajinan. Melalui program dari Mandiri Edukasi ini, diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada para generasi muda peserta APTIK untuk bisa menjadi problem solver melalui kreativitas dan kolaborasi ketika mereka kembali ke tempat masing-masing.
Sesi lain adalah bincang kepemimpinan dan multikultur dengan tokoh lintas agama dan kelompok seperti Tenaga ahli UKP Pancasila Henry T. Simarmata, Budhy Munawar (cendikiawan muslim penggerak pluralisme), dan komunitas orang muda yang tergabung dalam temu kebangsaan.
Rangkaian Acara ISC 2017 berakhir di Universitas Parahyangan Bandung dan akan menyatakan aski deklarasi bersama sebagai komitmen dalam memaknai Sumpah Pemuda dan mengambil peran untuk Indonesia. (*)