Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sektor Ritel Ambruk, 1.200 Pegawai Dipecat

Reporter

image-gnews
Pengunjung melintas di depan toko-toko yang tutup di salah satu pusat pertokoan Suasana kawasan Glodok, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pengunjung melintas di depan toko-toko yang tutup di salah satu pusat pertokoan Suasana kawasan Glodok, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo), Roy Mandey, mengatakan sebanyak 1.200 orang kehilangan pekerjaan akibat ambruknya sektor ritel dan ditutupnya sejumlah gerai beberapa waktu terakhir. “Jika ada toko yang tutup lagi pasti jumlah karyawan yang dirumahkan bertambah,” kata dia, Rabu, 1 November 2017.

Sepanjang tahun ini beberapa perusahaan ritel memutuskan untuk tutup gerai. Setelah convenient store Seven Eleven yang tutup, giliran Lotus dan Debenhams yang berhenti beroperasi menjelang akhir tahun.

Roy tak menampik jika toko serba ada sudah lagi tak menjadi pilihan masyarakat. Meski mal tetap ramai, kata dia, kebanyakan pengunjungnya tak berbelanja barang di toko ritel. Menurut dia, saat ini masyarakat mempunyai banyak pilihan untuk berbelanja, salah satunya lewat toko online. Selain itu, Roy menyebutkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat, dari membeli barang menjadi belanja wisata.

Setelah pertumbuhan ekonomi menyentuh 6 persen, Roy menillai banyak konsumen potensial yang menuntut pola belanja baru. “Di Jakarta misalnya, sudah tidak zamannya lagi berbelanja dengan troli di toko,” ujar dia. Karena itu, kata Roy, sebagian pengusaha retail berniat untuk merelokasi toko mereka ke luar Jakarta.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Harijanto, mengatakan tahun depan juga akan menjadi momen yang berat bagi sektor ritel. Menurut dia, keputusan pemerintah yang mengerek upah minimum provinsi (UMP) sebesar 8,71 persen memperberat beban pengusaha sehingga berpotensi menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). “Bagi yang bisnisnya lesu, nilai upah itu besar sekali. Semoga PHK tidak semakin banyak,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto juga mengatakan kenaikan UMP bakal memukul sektor ritel yang tahun ini pertumbuhannya melambat menjadi 8 persen. Tapi, kata dia, nilai upah itu sudah cukup adil bagi pekerja. “Apalagi para pekerja terus dibayang-bayangi harga komoditas yang sering bergejolak,” tutur dia, Rabu, 1 November 2017.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan banyak pengusaha retail yang mengklaim terjadinya pelemahan daya beli masyarakat. Walhasil, pada pekan lalu, Kadin mengusulkan pemerintah untuk membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) selama sepekan agar masyarakat mau berbelanja kembali.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah belum bisa segera menyimpulkan banyaknya gerai retail yang rontok beberapa waktu terakhir. Menurut dia, pemerintah masih perlu waktu untuk mempelajari fenomena ini. “Belum tentu karena daya beli lemah.”

Meski sektor ritel sedang jeblok, pasokan barang dagangan tak terganggu melihat jasa antarbarang di Tanah Air yang mengalami pertumbuhan. Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita mencatat hingga semester I 2017 pertumbuhan sektor logistik terus tumbuh. “Salah satu penyebabnya, karena e-commerce,” ujar dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey saat ditemui di Hypermart Puri Indah, Jakarta Barat pada Rabu, 8 Februari 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.


Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

13 Maret 2023

Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah.  ANTARA/Puspa Perwitasari
Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

Penelitian mencatat tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring sekaligus datang ke gerai.


29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

29 November 2022

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Menurut pengamatan bank sentral, inflasi pada tahun 2022 akan berada di kisaran 4,2 persen yoy. TEMPO/Tony Hartawan
29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

Bank Indonesia (BI) mengumumkan ada jumlah peserta BI Fast kini bertambah sebanyak 29 bank.


Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

13 November 2021

Ilustrasi pertokoan atau pusat perbelanjaan di Jakarta. ANTARA/Galih Pradipta
Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

Bisnis ritel menjadi salah satu usaha yang diminati karena biasanya menjual berbagai kebutuhan primer dan langsung kepada konsumen.


Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

12 September 2021

Minimarket Alfamart dan minimarket Indomaret. TEMPO/Prima Mulia
Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

Kerap bersebelahan, ini beberapa perbedaan antara Alfamart dan Indomaret


Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

7 Maret 2021

Ilustrasi bisnis online. shutterstock.com
Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

Salah satu industri yang paling terpengaruh oleh tren terkait pandemi adalah ritel. Simak tips agar bisnis ini bisa bertahan.


Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

29 November 2020

Pengunjung berbelanja di salah satu gerai di Kuningan City, Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020. Sejumlah pelaku usaha ritel menyelenggarakan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) menyambut perayaan HUT Kemerdekaan RI yang dimulai pada tanggal 14-30 Agustus 2020. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

Penjualan pada akhir tahun saat Natal dan Tahun Baru 2021 diperkirakan memberi sumbangan paling besar bagi sektor ritel sepanjang tahun ini.


Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

3 Januari 2020

Pedagang mengevakuasi barang dagangannya yang terendam banjir di Mal Cipinang Indah, Jakarta Timur, Rabu, 1 Januari 2020. Banjir tersebut akibat luapan sungai Sunter dan tingginya intensitas curah hujan sejak Selasa malam, 31 Desember 2019. ANTARA/Galih Pradipta
Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

Banjir besar di beberapa wilayah Jabodetabek membuat pengusaha ritel mengeluh rugi dan omzet penjualan melorot.


11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

12 November 2019

Pembeli memilih barang belanjaan di Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Ahad, 23 Juni 2019.Toko ritel Giant Ekspress menggelar diskon penutupan gerai di sejumlah tokonya hingga 28 Juli 2019 mendatang. TEMPO/Muhammad Hidayat
11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.


Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

24 Oktober 2019

Logo perusahaan fashion asal Swedia H&M di pertokoan Wina, Austria, 1 Oktober 2016. [REUTERS/Leonhard Foeger]
Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

Sejumlah minimarket atau convenience store nasional punya keinginan untuk berekspansi ke Vietnam.