TEMPO.CO, Jakarta -Perencana Keuangan Freddy Pieloor menjelaskan salah satu syarat utama yang harus dipertimbangkan sebelum membeli premi asuransi ialah kemampuan keuangan atau finansial. Dengan mempertimbangkan kemampuan finansial membayar premi asuransi, maka akan lebih mudah bagi seseorang untuk selanjutnya menentukan jenis asuransi yang akan dibeli.
"Untuk mempermudahnya, saya membagi konsumsi pendapat menjadi delapan pos," ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa, 31 Oktober 2017.
Adapun delapan pos pengeluaran yang dimaksud Fredy, yaitu pos sosial 2,5-10 persen untuk membayar zakat, kedua untuk membayar utang dan cicilan dengan jumlah maksimum 30 persen, ketiga alokasi untuk proteksi atau asuransi sebesar 5-10 persen sesuai kebutuhan, keempat investasi 10-20 persen, kelima edukasi 5-10 persen, keenam konsumsi rumah tangga maksimum 60 persen, ketujuh pos hiburan sebesar 2,5-5 persen, dan yang terakhir pos traveling sebesar 2,5-5 persen.
Dari jatah asuransi yang berkisar 5-10 persen, seseorang bisa mengalokasikannya untuk membeli premi asuransi keselamatan jiwa sesuai kebutuhan. Ia menjelaskan asuransi memiliki berbagai macam jenis, ada yang berupa asuransi kesehatan, jiwa, rumah, dan barang mewah seperti mobil.
"Pertimbangan utama untuk memilih asuransi, itu berapa besaran uang pertanggungan yang akan dibayarkan pihak asuransi. Contohnya asuransi jiwa, kalau nanti kepala keluarga sakit atau meninggal dunia, uang asuransi harus cukup untuk membiayai sekolah anak hingga ke universitas, utang-tang harus terbayarkan, dan cukup sebagai uang belanja minimal 10 tahun untuk istri yang menjadi janda ," kata dia.
Lebih lanjut Fredy menjelaskan, besarnya uang pertanggungan yang akan diterima berimplikasi terhadap jumlah premi yang harus dibayarkan. Namun jika premi yang dibayarkan lebih besar dari jatah pengeluaran untuk asuransi, maka seseorang cukup untuk mengambil premi asuransi kesehatan saja. Sehingga jika masuk rumah sakit, tidak ada pengeluaran ekstra untuk hal tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan ketika memilih premi, menurut dia, jangan sampai jatah dari pos lain ikut terbawa untuk membayar asuransi. Akan tetapi, untuk pos yang bersifat tidak mendesak, seperti pos hiburan, maka bisa diambil jatahnya dengan konsekuensi. “Kalau gaji besar, ya silakan ambil semuanya, tapi kalau gaji pas-pasan, dahulukan jiwa dan kesehatan,” katanya.