TEMPO.CO, Jakarta - Hari Belanja Online Nasional akan tiba pada 12 Desember 2017. Biasanya, konsumen kerap kalap berbelanja karena banyaknya diskon yang ditawarkan penjual.
Agar kantong tak terkuras habis, Lazada membocorkan tip yang harus disiasati konsumen. Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Achmad Alkatiri mempunyai kiat untuk warganet yang ingin berbelanja saat Harbolnas.
Sebelum berbelanja, menurut Achmad, pastikan dulu barang yang akan dibeli sebelum Harbolnas tiba. "Sebab akan banyak promo dan diskon besar-besaran yang dijual toko online seperti Lazada," kata Achmad di Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017. Selain itu, warganet harus terus memantau barang yang menjadi incarannya setiap hari.
Menurut dia, akan ada waktu-waktu spesial yang disiapkan pelaku e-commerce untuk menjual produk mereka dengan diskon yang sangat besar. Bahkan setiap hari menjelang Harbolnas akan ada promo yang berbeda-beda dari produk dan diskonnya.
Lazada mengadakan program online revolution selama dua hari pada 11 November dan 12 Desember 2017, untuk menyambut Harbolnas. "Akan ada promo spesial setiap tiga jam sekali."
Achmad menuturkan produk elektronik merupakan barang yang paling banyak dicari warganet. Setelah itu, fesyen juga sekarang paling banyak diburu, dan menjadi produk yang pertumbuhan penjualanya paling tinggi peningkatanya.
"Saran saya pantau terus promo di toko online, sebab harganya akan berubah pada waktu-waktu tertentu saat Harbolnas," ujarnya.
Agar tidak terjebak dengan sejumlah tawaran diskon yang bisa membuat kantong jebol pada Harbolnas, Eko Endarto, perencana keuangan Financial Consulting, mempunyai kiatnya. "Dalam mengelola keuangan harus membuat skala prioritas," kata Eko.
Eko mengatakan dalam pengeluaran kebutuhan sehari-hari, karyawan harus mempunyai daftar untuk memanfaatkan uang mereka. Karyawan harus membagi pengeluaran ke dalam tiga kategori, terutama yang sifatnya wajib, kebutuhan dan keinginan.
"Kalau wajib yang sifatnya tidak bisa ditunda, dan digantikan seperti pengeuaran untuk membayar listrik, dan biaya pendidikan," katanya. Sedangkan, pengeluaran yang sifatnya kebutuhan sifatnya tidak bisa ditunda, tetapi bisa digantikan.
Eko mencontohkan pengeluaran yang bersifat kebutuhan seperti membelanjakan kebutuhan makanan sehari-hari, yang jenisnya bisa diganti, tetapi tidak bisa ditunda. Selain itu, pengeluaran yang sifatnya keinginan merupakan kebutuhan yang bisa ditunda dan diganti, seperti rencana makan diretoran. "Yang pasti karyawan harus membagi pengeluarannnya ke dalam tiga jenis tersebut," ucapnya.
Eko menyarankan karyawan yang gajinya masih belum besar atau setara dengan upah minimum regional, untuk benar-benar cermat dalam mengelola keuangan. Bahkan, mereka diharuskan untuk membuat jadwal dan daftar kebutuhan yang akan mereka beli.
Selain itu, kata Eko, jangan cepat tertarik dengan potongan harga murah dari banyaknya tawaran berbagai barang di toko online. Namun, jika ingin berbelanja online tetap cari harga yang paling murah, tetapi sesuai dengan yang dibutuhkan. "Kalau belanja tetap, cari yang termurah,"