TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan retail Ramayana Department Store memastikan akan terus mempertahankan format perdagangan offline sebagai bisnis utamanya. Hal itu diyakini akan terus bertahan selama mempunyai strategi yang tepat.
"Karena core business department store, ya offline," kata Head of Marketing Ramayana Ainu Rofiq, Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017.
Namun, untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi, Ramayana juga mengedepankan sayap ke bisnis online. Pengembangan tersebut, kata Ainu, guna melebarkan pasar sayap penjualan Ramayana. "Tapi tetap offline tidak kami tinggalkan. Online hanya untuk memperluas market share," ujarnya.
Baca: Industri Retail Rontok, Ini Nasihat Chatib Basri
Untuk bisa bertahan di tengah lesunya bisnis retail, Ramayana mempunyai strategi dengan memberikan pelayanan terbaik dan menjual barang murah, tapi tetap berkualitas. "Masyarakat senang yang murah."
Selain itu, Ramayana memberikan diskon besar dengan kualitas yang baik tanpa membohongi pelanggan. Bahkan Ramayana selalu mengadakan promo yang berbeda untuk produk yang dijual. "Silakan datang ke Ramayana. Setiap pekan, pasti ada promo yang berbeda dan harganya murah sekali," ucapnya.
Lebih jauh, ia menuturkan Ramayana akan tetap bertahan karena merupakan perusahaan ritel kelas C dan D. Sejauh ini, ia melihat konsumen ritel kelas A dan B banyak yang beralih ke ritel kelas C serta D.
Menurut Ainu, karena peluang tersebut, Ramayana masih bisa bertahan sampai sekarang. Tahun ini saja, kata dia, Ramayana membuka tujuh gerai baru. Tiga di antaranya akan dibuka pada Desember tahun ini. "Total ada 115 gerai sekarang. Dengan rencana dibukanya tiga gerai baru, maka gerai Ramayana se-Indonesia akan ada 118."
Selain itu, tahun ini Ramayana menargetkan pertumbuhan usaha 9 persen seperti tahun kemarin. Bahkan Ramayana optimistis tahun depan pertumbuhan ekonomi akan lebih baik lagi. "Kami juga akan menambah gerai lagi," katanya.