TEMPO.CO, Jakarta -Lebih dari 100 startup yang tergabung dalam akselerator Plug and Play melakukan pitching atau menawarkan produk mereka kepada investor, mitra korporasi dan media internasional. Para pengusaha rintisan itu berkunjung ke kantor Plug and Play di Silicon Valley, California, Amerika Serikat pada Oktober 2017.
Acara yang masuk Plug and Play Fall Summit 2017 tersebut berlangsung selama tiga hari dan dihadiri beberapa korporasi seperti Astra Internasional, BNI, BTN, Sinarmas, dan BRI. "Tujuan kami membawa korporasi Indonesia untuk hadir dalam Plug and Play Fall Summit ini supaya korporasi mendapatkan lebih banyak insight mengenai teknologi yang dikerjakan oleh startup di Silicon Valley,” kata President Director Plug and Play Indonesia Wesley Harjono, dalam keterangan tertulis Selasa, 31 Oktober 2017.
Wesley berharap dari sana, akan lahir ide-ide kerja sama dengan startup di Indonesia. Perusahaan rintisan ini memiliki background yang berbeda-beda, mulai dari supply chain & logistics, energy & sustainability, new materials & packaging, food & beverage dan fintech.
Kunjungan tersebut merupakan salah satu bentuk realisasi dari janji Plug and Play kepada Presiden Joko Widodo untuk mendukung Indonesia menjadi pusat perekonomian digital di Asia Tenggara pada tahun 2020. Dalam acara itu juga diberikan pendanaan dan mentorship kepada startup digital, Plug and Play juga menjadi jembatan untuk menghubungkan startup dengan korporasi.
“Kami melihat cara Plug and Play mengumpulkan korporasi dan startup yang menarik sehingga masing-masing korporasi dapat menemukan value-value baru dalam framework inovasinya. Kami berharap kerjasama seperti ini dapat dilakukan di Indonesia,” kata Head of Digital Bank Rakyat Indonesia Kaspar Sitomorang.
Direktur Astra Internasional mengatakan ada banyak ide-ide yang akan terjadi 5 sampai 10 tahun ke depan yang sedang dipersiapkan oleh startup- startup. Adapun Bustiket yang merupakan salah satu startup angkatan pertama GK-PNP juga telah menerima pendanaan lanjutan dari Astra Internasional.
"Di sini saya melihat bagaimana corporate dan startup dapat bekerja sama. Kerjasama seperti ini harus dibangun supaya inovasi terus berjalan,” ujar Paulus Bambang.
HENDARTYO HANGGI