TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan bahwa Badan Usaha Jalan Tol atau BUJT bertanggung jawab untuk menyalurkan tenaga kerja yang ada di gerbang tol saat ini.
"Pada tahap awal masih kita butuhkan untuk melayani. Di kemudian hari secara perlahan akan ditransfer ke unit-unit yang lebih produktif, dalam rangka memberikan pelayanan penyelenggara jalan tol," kata Herry saat ditemui di Galeri Nasional, Jakarta, Senin, 30 Oktober 2017.
Vice President Operation Management PT Jasa Marga Raddy R Lukman mengatakan sedikitnya 1351 orang di Jasa Marga berdampak pada transaksi tol non tunai.
"Tidak serempak langsung, kita melakukan pentahapan," kata Raddy R Lukman saat ditemui di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2017.
Menurut Raddy pada Gardu Semi Otomatis atau GSO masih akan ada petugas yang berjaga. Raddy mengatakan tahap pertama sekitar 577 orang ditawarkan program A Life atau alih fungsi.
"Kita tawarkan kita di kantor cabang, kantor pusat, mengisi yang pensiun juga," kata Raddy R Lukman.
Menurut Raddy para karyawan juga dialihkan ke anak perusahaan yang terbagi menjadi dua. Ia mengatakan anak perusahaan jalan tol yang saat ini sedang banyak mulai beroprerasi seperti di Semarang-Solo, Bawean-Salatiga yang baru beroperasi, sebentar lagi yang akan beroperasi Surabaya-Mojokerto, Gempol-Pasuruan, dan sebagainya.
"Itu anak perusahaan kami di ruas jalan tol yang masih membutuhkan," kata Raddy.
Adapun menurut Raddy anak perusahaan non tol yang akan menjadi tujuan alihfungsi pegawai seperti Jasa Marga pemeliharaan dan lainnya.
Raddy mengatakan alih fungsi seperti tadi para pegawai diberikan pembekalan dan sudah ditawarkan untuk pendaftar. Saat ini sudah sudah melebihi 1000 orang yang mendaftar melebihi kuota alih fungsi awal 577 orang.
"Komitmen direksi itu tidak ada PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)" kata Raddy R Lukman.
HENDARTYO HANGGI