TEMPO.CO, Semarang - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menaikkan porsi kredit bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM), yang berorientasi ekspor. "Perbanyak porsi UKM. Sekarang 12 persen, saya minta harus lebih tinggi lagi," ujarnya dalam acara Peringatan Sewindu Indonesia Eximbank di Semarang, Sabtu malam, 28 Oktober 2017.
Per September 2017, pembiayaan yang sudah disalurkan LPEI mencapai Rp 98,83 triliun. Dari total tersebut, Rp 12,01 triliun atau 12,12 persen untuk pembiayaan UKM ekspor. "Penekanan ke UKM harus lebih banyak. Memang itu tidak mudah dan butuh effort," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.
Baca: LPEI Tandatangani Pembiayaan Ekspor Kereta ke Bangladesh
Peningkatan porsi pembiayaan UKM itu merupakan salah satu catatan yang diberikan Sri Mulyani. Namun ia juga mengapresiasi capaian yang diraih LPEI sejak didirikan delapan tahun lalu. Pada 2009, aset LPEI hanya Rp 11,16 triliun. Per September 2017, aset LPEI telah mencapai Rp 108,67 triliun atau tumbuh hampir 10 kali lipat. Pembiayaan LPEI pada 2009 hanya Rp 9 triliun, tapi kini menjadi Rp 97 triliun.
Dari sisi penjaminan, dari Rp 300 miliar pada 2009 menjadi Rp 8,4 triliun. Sedangkan untuk asuransi, dari tidak ada kini sudah mencapai Rp 10 triliun. "Sudah delapan tahun, apa evaluasi kita? Kalau kita bangga-banggakan volume, pembiayaan, itu satu hal. Saya ingin LPEI semakin fokus dan punya ambisi yang jelas," ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga meminta LPEI tidak hanya melakukan diversifikasi produk, tapi juga diversifikasi pelaku usaha yang akan diberikan pembiayaan. Selain itu, ia meminta LPEI harus memiliki pusat kajian kebijakan. "LPEI harus punya pusat policy research. Jadi ada yang bagian mikirin, tidak hanya terima muntahan bola atau konsumen," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Pelaksana III Indonesia LPEI Raharjo Adisusanto mengatakan, secara makroekonomi, Indonesia menunjukkan kondisi perekonomian yang relatif kuat di tengah ekonomi global yang cenderung melambat. Faktor pendukung penguatan ekonomi antara lain kembali naiknya harga-harga komoditas serta reformasi iklim investasi yang berjalan cepat.
"Strategi yang kami gulirkan (untuk) proyeksi kinerja 2017, kami ingin fokus ke peningkatan beberapa sektor dan penyaluran komoditas unggulan pemerintah serta penetrasi di pasar ekspor nontradisional," katanya awal Februari lalu.
Di samping itu, LPEI akan mengembangkan UKM ekspor, bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait. "Kami juga akan mendorong dan mengembangkan UKM dan pembiayaan atas penugasan khusus kepada BUMN (badan usaha milik negara) strategis yang sudah bekerja sama dengan kami," ujarnya.