TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) meraih laba bersih hasil konsolidasi sebanyak Rp 20,5 triliun pada triwulan ketiga 2017. Jumlah tersebut naik 8,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak Rp 18,9 triliun.
BRI menyatakan kenaikan laba bersih konsolidasi ini ditopang peningkatan pendapatan bunga (net interest income), dana murah (fee based income), dan peningkatan penyaluran kredit.
Direktur Keuangan BRI Heru Koesmahargyo mengatakan pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 11 persen menopang kinerja laba bersih konsolidasi pada triwulan ketiga 2017. "Kita lihat pertumbuhan pendapatan bunga itu 11 persen, asalnya dari situ," katanya di Gedung Pusat Bank BRI, Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2017.
Heru menuturkan peningkatan laba juga ditopang dana murah sebanyak Rp 7,4 triliun atau naik 14,79 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun Ialu.
Lebih jauh, dia mengatakan, peningkatan laba perseroan juga ditopang pertumbuhan penyaluran kredit. Selama September hingga Oktober 2017, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 694,2 triliun atau tumbuh 10,03 persen dibanding tahun lalu.
Baca: Lakukan Stock Split, BRI Targetkan Investor Retail Meningkat
Heru mengatakan, dari total kredit yang disalurkan, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendominasi penyaluran, yakni sebesar 75,8 persen atau Rp 526,5 triliun.
Khusus penyaluran kredit ke sektor UMKM, kata dia, tumbuh 14,2 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. "Kredit mikro sebesar Rp 2.29,3 triliun, kredit konsumer Rp108,2 triliun, kredit retail dan menengah Rp176,4 triliun, dan kredit program Rp12,6 Triliun," kata Heru.
Dengan kinerja laba perseroannya itu, Direktur Utama BRI Suprajarto optimistis mampu mencapai target yang ditetapkan perseroan di awal tahun. “Laba akhir tahun kami prognosa sesuai dengan target yang telah ditetapkan," tuturnya.
ROSSENO AJI NUGROHO