TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut salah satu persyaratan utama agar usaha retail bisa bertahan ialah pemilihan lokasi yang tepat. Hal ini merupakan tanggapan Airlangga terhadap rencana penutupan gerai Lotus milik PT Mitra Adiperksa Tbk (MAP) di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, pada akhir bulan ini.
“Syarat industri retail itu ada tiga. Satu, lokasi. Dua, lokasi. Tiga, lokasi,” ujar Airlangga di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin, 23 Oktober 2017.
Baca: Lotus Department Store Dikabarkan Tutup, Toko Diserbu Pembeli
Menurut Airlangga, jika usaha retail ingin bersaing, gerainya harus berada di lokasi yang tepat. Meski begitu, ada kemungkinan terjadi shifting di lokasi gerai berada.
Shifting yang Airlangga maksud ialah pergeseran konsumen dan pasar dari lokasi sebelumnya. Hal ini pernah terjadi di kasus penutupan gerai Matahari. “Kalau terkait dengan tenaga kerjanya, ada penyerapan (di industri) yang lain,” ujarnya.
Corporate Secretary PT Matahari Putra Prima Tbk Danny Kojongian sebelumnya menyatakan penutupan dua gerai Hypermart adalah hal biasa dalam bisnis retail. Menurut dia, perseroan menerapkan prinsip productivity, performance, dan efficiency yang berfokus pada pencapaian tingkat maksimal.
Prinsip ini menyebabkan banyak aspek, termasuk tenaga kerja, akan mengalami tingkat kenaikan atau penurunan sejalan dengan dinamika yang berjalan. "Hal ini merupakan proses normal perusahaan dalam menjalankan tingkat usahanya," kata Danny dalam keterangan tertulisnya, pertengahan Juli lalu.
Danny menuturkan, dalam operasionalnya, ada banyak gerai perseroan yang memberikan kontribusi positif dalam bisnis retail perusahaan dan akan terus dimaksimalkan. Namun ada juga gerai yang tak dapat memberikan kontribusi positif yang berujung pada penutupan gerai dengan dampak langsung pengurangan tenaga kerja yang tak dapat dihindari.