TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia atau GMF memperoleh dana US$ 83,5 juta atau setara dengan Rp 1,129 triliun dari Inital Public Offering (IPO). Nantinya, 60 persen pendapatan IPO ini akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi GMF.
Sedangkan 25 persen dari pendanaan akan digunakan sebagai modal kerja dan sisanya pembiayaan ulang. "Kami yakin GMF memiliki fundamental yang cukup kuat berkancah di pasar modal," kata Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto melalui siaran pers yang diterima Tempo, Senin, 23 Oktober 2017.
Baca: Tiga Perusahaan Lirik Saham Anak Perusahaan Garuda
Pada 2018 nanti, dana IPO akan dikonsentrasikan untuk belanja modal dalam rangka pengembangan kapabilitas, kapasitas dan inisiatif inorganik perseroan. Komposisi investor datang dari investor institusi maupun perorangan baik lokal maupun asing.
Kepemilikan saham GMF oleh induk usaha yang semula sebesar 99 persen berubah menjadi 89,1 persen. Sedangkan Aerowisata memegang 0,9 persen saham GMF dan sisanya dimiliki publik.
GMF melakukan penguatan di tiga lini bisnis utamanya yaitu airframe, komponen dan mesin. Selain itu anak perusahaan Garuda Indonesia ini kedepannya juga merencanakan kerjasama dengan beberapa partner global. “Ragam strategi dan aksi korporasi dilakukan untuk mencapai visi GMF sebagai Top 10 MRO in The World,” kata Iwan.
Melihat pencapaian ini, Iwan juga berterima kasih atas kepercayaan publik berinvestasi dan berkontribusi pada IPO Garuda Maintenance Facility Aero Asia. Iwan mengatakan, dirinya optimistis dengan pencapaian perusahaan yang ia pimpin. "Saat ini GMF terus meningkatkan nilai perusahaan sejalan dengan komitmen kami untuk memberikan timbal balik yang terbaik kepada seluruh shareholders."