TEMPO,CO. JAKARTA - Laba perusahaan Bank Tabungan Negara (BTN) mencapai Rp 2 triliun pada kuartal tiga 2017. Dengan kata lain, terjadi peningkatan laba 23,46 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 1,62 triliun.
“Per 30 September, laba perusahaan meningkat kurang-lebih sebesar 24 persen year-on-year,” kata Direktur Bank BTN Maryono di Menara BTN, Jakarta Pusat, Senin, 23 Oktober 2017.
Simak: Bank BTN Obral Bunga KPR 6,21 Persen
Maryono mengatakan peningkatan laba perusahaan ditunjang dari peningkatan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih tahun ini Rp 6,54 triliun, meningkat 16,95 persen dibanding 2016, yakni Rp 5,59 triliun.
Kenaikan pendapatan bunga bersih tersebut bersumber dari peningkatan kredit dan pembiayaan. Pertumbuhan pendapatan bunga bersih juga didukung dengan beban bunga yang naik lebih lambat dibanding pendapatan bunga.
Beban bunga Bank BTN tumbuh 9,21 persen dari tahun ke tahun per September 2017. Pertumbuhan ini berada di bawah kenaikan pendapatan bunga 12,59 persen dari tahun ke tahun.
Maryono menuturkan kredit dan pembiayaan Bank BTN juga naik 19,95 persen dari tahun ke tahun, yakni Rp 153,81 pada 2016 menjadi Rp 184,5 pada kuartal tiga 2017. Kenaikan kredit pembiayaan tersebut didorong pertumbuhan penyaluran kredit sektor perumahan 19,32 persen dan non-perumahan 26,44 persen.
“Kalau kita lihat selama lima tahun, Desember 2012 sampai 2016, pertumbuhan dari kredit secara rata-rata meningkat 19,22 persen,” ucapnya.
Tumbuhnya kredit pembiayaan Bank BTN juga turut meningkatkan total aset perseroan. Pada kuartal, aset Bank BTN naik 17,56 persen dari tahun ke tahun, dari Rp 197,29 triliun menjadi Rp 231,93 triliun.
Pertumbuhan kredit pembiayaan tersebut didukung turunnya rasio non performing loan gross Bank BTN dari 3,6 persen pada 2016 menjadi 3,07 persen tahun ini. NPL nett bank BTN 2,06 persen atau turun 0,34 persen dari tahun sebelumnya.
ALFAN HILMI