TEMPO.CO, Jakarta - Sarjana lulusan perguruan tinggi saat ini dinilai tidak memiliki kompetensi yang cukup dan acap tidak sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha. Hal tersebut membuat pemerintah menggenjot jumlah lulusan politeknik secara drastis.
"Karena kurangnya kompetensi, industri harus melakukan pelatihan, setidaknya delapan bulan," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi, M Nasir saat jumpa wartawan Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Staf Presiden, Jakarta Pusat, Senin, 23 Oktober 2017.
Baca Juga:
Baca juga: Menteri Riset: Revitalisasi Politeknik Tingkatkan Mutu Lulusan
Ia mengklaim dari usaha peningkatan tersebut, jumlah lulusan politeknik pada 2017 jumlahnya mencapai 12.333 lulusan dari yang sebelumnya hanya 2.527 pada 2012. Ditargetkan pada 2019 mendatang, jumlahnya akan menjadi 15.600 mahasiswa besertifikasi kompetensi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kenaikan jumlah lulusan politeknik tersebut juga sejalan dengan meningkatnya tenaga pengajar. Pada 2017, jumlah dosen politeknik yang tersertifikasi mencapai 3.836 dari yang sebelumnya 1.442 dua tahun sebelumnya.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, mengatakan, pada 2017, sebanyak 3.574 kerja sama industri sudah dilakukan untuk merevitalisasi vokasional Sekolah Menengah Kejuruan. Selain itu, sudah dilakukan pembangunan 4.493 ruang praktik.
Forum Merdeka Barat 9 terdiri atas delapan kementrian yang berada di bawah koordinasi langsung Kementrian PMK. Di forum ini, delapan kementerian memberikan laporan dari hasil kinerjanya selama 3 tahun menjabat.