INFO NASIONAL- Bahasa Indonesia memiliki peran sangat besar dalam perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Dalam catatan sejarah, sejak bahasa Indonesia diikrarkan dalam Sumpah Pemuda, perjuangan bangsa ini menjadi lebih terarah karena memiliki satu tujuan yang sama. Karena itu, peristiwa Sumpah Pemuda perlu dihormati, antara lain dengan Bulan Bahasa dan Sastra yang puncaknya bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dadang Sunendar, mengatakan bahwa kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra yang diselenggarakan setiap tahun merupakan salah satu upaya Badan Bahasa untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia. “Kegiatan yang dilakukan secara rutin itu dimaksudkan untuk memelihara semangat dan meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra,” ujarnya.
Baca Juga:
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara didasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36. Saat ini fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara belum berjalan sebagaimana mestinya karena sejumlah tantangan, terutama sikap masyarakat terhadap bahasa itu sendiri. “Bapak Presiden menggaungkan revolusi mental, kami dari Badan Bahasa mendukung melalui penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara,” katanya.
Tantangan itu semakin besar pada era globalisasi karena telah menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk perilaku bahasa masyarakat. Sebagian masyarakat kini lebih suka menggunakan bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia. “Sebagian masyarakat kita masih memiliki sifat inferior sehingga merasa lebih bergengsi menggunakan bahasa asing,” ucapnya.
Ia mencontohkan penamaan Simpang Susun Semanggi, yang awalnya bernama Semanggi Interchange. Penggantian nama ini melalui perjalanan panjang yang melibatkan Badan Bahasa. Berbagai mediasi dan pertemuan dilakukan hingga muncul alternatif nama lain, lalu dipilihlah nama Simpang Susun Semanggi itu. “Negara harus hadir di ruang publik, salah satunya melalui penggunaan bahasa resmi negara,” ungkap Dadang.
Baca Juga:
Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2017 yang dilaksanakan Badan Bahasa, antara lain Debat Bahasa Antarmahasiswa, Pemilihan Duta Bahasa (tingkat nasional), Penilaian Penggunaan Bahasa Media Massa Cetak, lomba Wajah Bahasa Sekolah, Krida Karya Duta Bahasa DKI Jakarta, Simulasi dan Layanan Kebahasaan, bedah buku, pameran dan bazar buku, pameran laboratorium kebinekaan, serta layanan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).
Puncaknya akan dilaksanakan peluncuran produk Badan Bahasa berupa Data Pokok Bahasa Daerah 2017, Peta Bahasa, serta Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra, dilanjutkan dengan pencanangan Gerakan Literasi Nasional (GLN) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini bertema “Majukan Bahasa dan Sastra, Rekatkan Kebinekaan”. Tema ini dipilih untuk mengingatkan bahwa bahasa daerah dan nilai-nilai lokalitas pun punya andil besar dalam pengembangan bahasa Indonesia untuk merawat kebinekaan dan kebangsaan.
Selain perayaan Bulan Bahasa dan Sastra, Badan Bahasa juga menyiapkan produk untuk pembinaan bahasa Indonesia bagi publik. Produk itu, antara lain Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang menjadi acuan bagi penggunaan bahasa Indonesia. KBBI juga tersedia versi daring yang dapat diakses secara gratis melalui kbbi.kemdikbud.go.id dan luring yang dapat diunduh melalui GooglePlay (android) dan AppStore (iOS). Badan Bahasa juga membuat infografik terkait dengan padanan istilah asing baru serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui media sosial, seperti Facebook, Twitter, juga Instagram. (*)