TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengusulkan pertemuan reguler Konferensi Tingkat Tinggi Developing Eight (KTT D8) disertai dengan forum bisnis. Menurut Kalla, usulan itu disampaikan karena forum D8 dinilai belum mencapai misi yang diharapkan.
"Dalam kaitan ini saya ingin mengusulkan pertemuan regular yang bersamaan dengan KTT D8 yakni adanya Bisnis Forum," katanya dalam KTT D8 ke-9 di Lutfi Kirdar International Convention & Exhibition Center, Istanbul, Turki, pada Jumat, 20 Oktober 2017, seperti dikutip dari siaran pers juru bicara Wapres Husain Abdullah.
Kalla menjelaskan, fokus utama organisasi D8 adalah kerjasama di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun, pada kenyataannya, organisasi D8 belum sepenuhnya mencapai tujuan dari misinya.
KTT D8 ke-9 mengusung tema memperluas peluang melalui kerjasama. Acara dimulai pada pukul 10.00 waktu setempat dan dihadiri Presiden Turki Recep Erdogan yang didampingi Menteri Luar Negerinya, Perdana Menteri Malaysia, Wakil Presiden Iran, Presiden dan Menteri Luar Negeri Nigeria, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri Reto LP Marsudi. Sementara Mesir dan Bangladesh diwakili menterinya.
Selain itu ada juga dua negara nonanggota yang hadir yaitu Guinea dan Azerbaijan. Sedangkan tujuh organisasi lain yang hadir antara lain Unesco dan OKI.
Kalla pun mengungkapkan capaian dan target perdagangan antaranggota D8 pada 2015 yang mencapai US$ 100 miliar atau hanya 6,6 persen dari total seluruh perdagangan anggota D8. Nilai itu masih jauh di bawah target pada 2018 senilai US$ 303 miliar atau 20 persen dari total perdagangan D8.
"Maka dari itu, penting bagi kita melipatgandakan upaya perdagangan antar kita, yang terpenting adalah memaksimalkan perjanjian preferensi perdagangan," ujar Kalla. Dia melanjutkan, di forum KTT D8 tersebut yang terpenting adalah mencari langkah kreatif untuk memperkuat kerjasama.