TEMPO.CO, Mataram – Presiden Joko Widodo meminta Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC atau PT Pengembangan Pariwisata Indonesia) yang mengelola kawasan ekonomi khusus atau KEK Mandalika agar tidak mendiamkan investor yang tidak segera membangun setelah mendapatkan perizinan.
Sebab, tidak sedikit calon investor lain yang meminatinya. Antara lain Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang ditemuinya sebelumnya sudah menyatakan berminat.
Jokowi mengemukakannya sewaktu meresmikan beroperasinya KEK Mandalika yang memiliki lahan seluas 1.175 hektar untuk industri pariwisata di Lombok. ‘’Semuanya dikontrak harus disebutkan, begitu kontrak dimulai mereka harus menyiapkan diri untuk membangun, karena yang antri banyak,’’ katanya di Mataram, Jumat 20 Oktober 2017.
Simak: Resmi Beroperasi, KEK Mandalika Bakal Serap Investasi Rp 26 T
Ia berharap agar sampai bertahun tahun sudah disiapkan lahan tidak dibangun. Sebelumnya ia mengherankan lamanya penyediaan lahan Mandalika selama 29 tahun sebelum dikeluarkannya instruksi presiden yang diterbitkannya. Ia meminta mengecek.
Baca Juga:
Puluhan tahun ya tidak selesai. Ini sebuah proyek program yang berdampak kepada masyarakat. ‘’Urusan tidak selesai-selesai. Saya ke sini saya tanya problem sebenarnya apa,’’ ujarnya. Ternyata, diketahui masyarakat sebenarnya mendukung. Hanya ternyata wajar butuh selembar kertas sebagai payung hukum.
Jokowi juga mengingatkan ITDC dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi, TNI dan Polri agar menghijaukan bukit di Kuta Mandalika Lombok Tengah tersebut. ‘’Saya titip hijaukan bukit kawasan di sana. Ditanami biar hijau,’’ ucapnya seraya menunjuk bukit arah selatan dari lokasi acaranya.
Untuk menghijaukannya, ITDC diminta bertanggung jawab. Berapa yang diperlukan akan dikirimkannya. ‘’Jangan main tanam bombastis jutaan tapi tidak dirawat. Tanam seribu yang hidup cuman tiga. Jangan bohong. Saya orang lapangan jangan dibohongi,’’ katanya.
Ia pun meminta dilakukan penataan kawasan, pedagang cinderamata ditempatkan yang rapi agar tidak kumuh. Siapkan lahan untuk pedagang cinderamata.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan KEK Mandalika merupakan bagian dari langkah-langkah strategis membangun Indonesia secara menyeluruh. “Pembangunan harus menyentuh wilayah-wilayah belum berkembang dan wilayah-wilayah belum tersentuh atau pinggiran,” kata Darmin.
Pemerintah menargetkan hingga tahun 2019 akan terwujud 25 wilayah sebagai KEK. Kini, sudah terdapat 12 KEK yang ditetapkan, 8 KEK bertema manufaktur dan 4 KEK bertema kepariwisataan.
Adapun pembangunan KEK dimaksudkan untuk: Pertama, mempercepat pembangunan, terutama di luar Pulau Jawa; Kedua, mengurangi kesenjangan intra dan inter-wilayah; dan Ketiga, meningkatkan nilai tambah dan rantai nilai atas bahan mentah atau sumber daya alam nasional.
Diharapkan, sampai dengan akhir tahun 2017 akan terdapat dua KEK lagi yang akan beroperasi, yaitu KEK Lhokseumawe dan KEK Galang Batang di Bintan. Sedangkan 6 KEK lainnya diharapkan akan dapat dioperasikan pada semester pertama tahun 2018.
“Saat ini Dewan Nasional KEK juga sedang memproses usulan enam KEK lainnya sedang dikaji, yaitu KEK Kuala Tanjung di Sumatera Utara, KEK Pulau Asam Karimun di Kepulauan Riau, KEK Merauke di Papua, KEK Melolo di NTT, KEK Nongsa di Batam, dan Kawasan Pariwisata Pulau Bangka,” ujarnya.
Sampai saat ini, aliran investasi ke 12 KEK tersebut cukup menjanjikan, yang tercatat pada akhir Juli 2017 telah terdapat komitmen investasi sebesar Rp221 Triliun. Harapannya pada tahun 2030, KEK dapat menarik investasi Rp726 Triliun.
KEK Mandalika diproyeksikan memiliki 10.000 kamar hotel dengan target 2.000 kamar hotel di 2019, sirkuit balap kelas dunia dan convention center, yang diharapkan terealisasi pada tahun 2019. Dengan memanfaatkan PMN Rp 250 Milliar, ITDC telah mencatat aliran investasi Rp 13 triliun. Nilai investasi yang sedang berjalan di lapangan sekarang sebesar Rp 4,1 triliun. Investasi ini mencakup diantaranya lima hotel bintang 5, yakni Hotel Pullman, dan Hotel Club Med, Hotel Royal Tulip, Hotel X2, dan Hotel Paramount dan Sea Water Reverse Osmosis kapasitas 3.000 m3/ hari.
KEK Mandalika dikelola PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di atas lahan seluas 1.175 Ha. Pengembangan kawasan diperkirakan menarik investasi sebesar Rp 28,63 triliun hingga 2025 dan mempekerjakan 58.700 sumber daya manusia. Adapun total investasi pembangunan kawasan di KEK Mandalika diproyeksi menelan dana sebesar Rp 2,2 triliun.
Menurut Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer, pihaknya optimistis KEK Mandalika akan mampu membawa multiplier effect perekonomian yang besar bagi masyarakat NTB khususnya masyarakat sekitar kawasan.
Sejak ITDC melakukan pembangunan infrastruktur secara intensif di zona inti kawasan, sedikitnya ada 10 unit usaha baru berbentuk homestay, resto, café, dan toko retail memulai usaha di zona Barat kawasan. Jumlah ini diyakini masih akan bertambah sejalan dengan kegiatan pengembangan kawasan dan proyek yang berlangsung. Secara bertahap, diyakini dalam lima tahun ke depan, KEK Mandalika diperkirakan akan mampu menyerap hampir 5000 tenaga kerja lokal.
SUPRIYANTHO KHAFID