TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas pengguna Telkomsel tidak terlalu antusias untuk menukarkan bonus poin pembelian pulsa. Akibatnya, sebanyak 9 miliar poin pun terancam hangus. Menurut Vice President Brand and Communication PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), Nirwan Lesmana, sejauh ini baru 15 persen dari 180 juta pelanggan yang menukarkan poin.
"Sampai kuarter ketiga tahun ini, baru 25 juta orang yang [rajin] menukarkan [bonus] poinnya," kata Nirwan pada Kamis, 19 Oktober 2017.
Nirwan mengungkapkan saat ini terdapat 9 milliar bonus poin yang diam di tangan pengguna. Sementara, poin-poin tersebut berisiko hangus karena memiliki waktu kadaluarsa.
Baca: Poin Telkomsel Hangus di Akhir Tahun, Buat Belanja Saja
Penyebab mandeknya penukaran poin, menurut Nirwan, ialah kurangnya kesadaran pengguna akan program Telkomsel atau seringnya pengguna berganti-ganti kartu.
Penukaran poin menjadi penting bagi Telkomsel, sebab menurut Nirwan hal tersebut adalah indikasi bahwa pelanggannya menikmati program yang ditawarkan. "Semakin banyak pelanggan yang me-redeem poin, artinya tingkat kepuasan pelanggan pada kami pun tinggi juga," kata Nirwan.
Dia berharap di penghujung Desember nanti, jumlah pengguna yang menukarkan poin meningkat. Telkomsel mengincar momen Natal dan Tahun Baru untuk mendongkrak penukaran bonus poin tersebut.
Baca: Telkomsel Luncurkan Jaringan 4G di Samarinda dan Tenggarong
Untuk meningkatkan transaksi penukaran poin, Telkomsel melakukan manuver kerjasama dengan Blanja.com. Caranya, melalui program ‘Pesta Blanja Poin’. Ini merupakan program khusus yang dijalankan oleh Blanja.com bagi pelanggan Telkomsel.
Pelanggan dapat mengkonversi poin menjadi voucher belanja di Blanja.com. Selain itu, pengguna voucer belanja masih dapat mengawinkannya dengan diskon lain yang tersedia.
Nirwan mengatakan ini adalah salah satu penetrasi Telkomsel agar transaksi penukaran poin meningkat drastis. Pihaknya akan melakukan promosi langsung ke pengguna via pesan singkat atau branding di tempat lain.